Belum mampu capai target pendapatan, ini target Steel Pipe Industry (ISSP) di 2020



KONTAN.CO.ID - SIDOARJO. Emiten produsen pipa baja dan besi PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (Spindo) menyatakan belum bisa maksimal mencapai target pendapatan yang dicanangkan di awal tahun yakni sebesar Rp 5 triliun.

Wakil Direktur Utama Spindo, Tedja Sukmana Hudianto menjelaskan target akhir tahun yang dipatok Rp 5 triliun diproyeksikan tidak akan tercapai 100%. Spindo menargetkan pendapatan mencapai Rp 4,8 triliun sampai Rp 4,9 triliun.

Baca Juga: Prospek Bisnis Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) Masih Kokoh


"Tidak tercapainya target sesuai dengan harapan karena di tahun ini banyak proyek tertunda sebab pemilik proyek menunggu hasil pemilihan presiden kemarin," jelasnya saat ditemui Kontan.co.id di Sidoarjo, Selasa (26/11).

Selain itu, emiten berkode saham ISSP di BEI ini juga menyesuaikan harga jual untuk menyeimbangkan kenaikan harga bahan baku. Tedja bilang saat ini rupiah menguat sehingga harga jual juga mengalami penyesuaian.

Meski demikian, kalau melihat laporan keuangannya di kuartal III 2019 pendapatan tumbuh 6,58% menjadi Rp 3,6 triliun. Namun, target laba yang sudah ditentukan sejak awal diproyeksikan bisa tercapai seratus persen.

Baca Juga: Hingga kuartal III, Steel Pipe (ISSP) bukukan pertumbuhan laba 686,60%

Target bottom line diakui Tedja akan lompat lagi dari tahun sebelumnya. Kalau melihat capaian laba di kuartal III 2019, Spindo cukup optimistis bisa mencapai target.

Melansir laporan keuangan perusahaan di periode ketiga tahun ini, Spindo mampu membukukan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk melonjak hingga 713% menjadi Rp 212 miliar dari sebelumnya Rp 15,54 miliar di kuartal III 2018.

Nah di 2020 mendatang, Spindo masih optimistis bisa meraih pertumbuhan pendapatan 15% yoy.  Labanya juga diproyeksikan tumbuh double digit. Adapun Strategi yang akan dilakukan perusahaan berkode saham ISSP ini di antaranya, efisiensi, mengutamakan penjualan dengan merek untuk meningkatkan margin, serta menguatkan hubungan dengan supplier.

Adapun Strategi yang akan dilakukan perusahaan berkode saham ISSP ini di antaranya, efisiensi, mengutamakan penjualan dengan merek untuk meningkatkan margin, serta menguatkan hubungan dengan supplier.

Baca Juga: Tetap Ekspansif, Serapan Capex Emiten Sesuai Target

Tedja menjelaskan berhubungan dengan supplier, menjadi kekuatan  Spindo untuk memenuhi bahan baku impor. Sebab penjualan juga bergantung pada bahan baku. Meskipun kondisi ekonomi sedang lesu, Spindo optimistis di tahun depan bisa membukukan penjualan tetap positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .