KONTAN.CO.ID - Belum terbendung, harga Bitcoin terus menanjak, mencoba menembus level psikologis US$ 40.000. Para trader tampaknya mengabaikan berita yang berpotensi suram untuk dunia kripto di China. Itu termasuk perintah penutupan untuk penambang Bitcoin di Provinsi Qinghai, larangan beberapa kata kunci blockchain di seluruh negeri tembok raksasa, dan penangkapan lebih dari 1.000 orang karena dugaan pencucian uang kripto. Melansir data CoinDesk, Kamis (10/6), harga Bitcoin menyentuh posisi US$ 38.461,25, menuju US$ 40.000, setelah terjungkal ke level US$ 31.000 pada Selasa (8/6) lalu. Ini merupakan posisi tertinggi Bitcoin sejak 4 Juni lalu.
“Satu sinyal yang mendukung kelanjutan untuk pembalikan bullish saat ini adalah jumlah Bitcoin yang terlihat meninggalkan bursa dari perspektif on-chain,” kata Sean Rooney, Head of Research Valkyrie Investments, seperti dikutip CoinDesk. Baca Juga: Pulih! Harga Bitcoin mendaki ke US$ 35.000 berkat China dan El Salvador Menurut dia, arus keluar Bitcoin selama pemulihan ini adalah yang tertinggi sepanjang 2021. Rooney percaya, pola tersebut perlu dipertahankan agar harga kripto dengan kapitalisasi terbesar di dunia itu kembali di atas US$ 40.000. "Tren ini perlu terus dipertahankan, untuk menembus resistensi US$ 42.000," ujarnya. “Pemulihan dari kondisi oversold ini berpotensi dibantu oleh sentimen positif yang sangat dibutuhkan dengan meningkatnya harapan adopsi di El Salvador”.