KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali pada 3 Juli-20 Juli 2021. Pembatasan ini dilakukan untuk menekan penularan virus corona di Indonesia. Meski demikian, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengaku belum terdampak dari pemberlakuan kebijakan ini. Antonius Marcos, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menyebut, sejauh ini PPKM belum berpengaruh terhadap volume penjualan INTP. Hal ini karena industri semen merupakan salah satu industri strategis nasional yang masih diizinkan untuk beroperasi 100%.
“Oleh sebab itu, kami beroperasi dengan protokol yang sangat ketat dalam rangka mendukung program pemerintah,” terang Marcos kepada Kontan.co.id, Jumat (9/7). Sejauh ini, produsen semen merk Tiga Roda ini masih meyakini target angka pertumbuhan sebesar 4% akan dapat tercapai, bahkan bisa melebihi dari target tersebut apabila kondisi Covid-19 tidak semakin memburuk. “Kami semua berharap untuk hal itu,” sambung dia.
Baca Juga: Alasan manajemen Indocement (INTP) alokasikan 100% laba sebagai dividen INTP juga masih terus menjajaki potensi pasar ekspor di samping tetap fokus di pangsa utama yang dimiliki saat ini.
Sebelumnya, Analis Reliance Sekuritas Indonesia Anissa Septiwijaya mengatakan, PPKM Darurat di Jawa dan Bali selama dua pekan dinilai tidak akan berdampak banyak bagi penjualan emiten semen. Hal ini karena industri semen dan bangunan masuk ke dalam salah satu sektor kritikal yang dapat beroperasi di masa PPKM darurat ini. Dia menilai, kinerja perusahaan semen masih cenderung aman dibandingkan dengan tahun lalu ketika diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar untuk pertama kalinya. Di sisi lain, pasar properti juga masih menunjukan pemulihan yang positif di tahun ini. Hal ini terlihat dari raihan pendapatan pra penjualan (marketing sales) pengembang properti. Dus, dia memperkirakan kinerja emiten semen tahun ini bakal lebih baik.
“Jadi, harusnya PPKM darurat dua pekan ini tidak terlalu signifikan dampaknya pada pemain besar seperti PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang memang sudah punya pangsa pasarnya sendiri,” terang Anissa kepada Kontan.co.id, Kamis (8/7). Namun jika kenaikan kasus infeksi Covid-19 terus berlangsung sampai jangka waktu yang lama, tidak menutup kemungkinan hal ini bisa kembali mempengaruhi perekonomian Indonesia. Pada akhirnya, ini juga akan mempengaruhi permintaan di pasar properti, dan secara tidak langsung mempengaruhi penjualan semen, dimana sektor properti masih menjadi konsumen utama sektor semen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi