KONTAN.CO.ID - Fenomena Bumi berputar atau berotasi lebih cepat diprediksi akan kembali terjadi pada periode Juli hingga Agustus 2025 nanti. Apa saja pengaruhnya bagi kehidupan makhluk planet ini? Berikut adalah penjelasan para ahli. Secara logika, rotasi Bumi yang lebih cepat akan membuat waktu dalam satu hari akan semakin pendek. Namun, berkurangnya durasi hari jelas tidak akan signifikan. Dilansir dari Daily Galaxy, sejak tahun 2020, setiap tahun telah mencatat rekor hari terpendek karena putaran Bumi yang bertambah cepat beberapa milidetik.
Kecepatan Rotasi Bumi
Dalam kondisi normal, kecepatan rotasi Bumi adalah 24 jam atau tepatnya 86.400 detik. Durasi itu telah menjadi standar tetap untuk mengukur waktu rotasi penuh Bumi dalam satu putaran. Menariknya, putaran Bumi tercatat 1,47 milidetik lebih cepat dari normal pada tanggal 19 Juli 2020. Sejak saat itu, fenomena Bumi berputar lebih cepat terus terjadi. Setahun kemudian, tepatnya pada 5 Juli 2021, Bumi kembali berotasi lebih cepat sehingga durasi hari berkurang sekitar 1,66 milidetik. Fenomena tersebut diprediksi akan kembali terjadi pada tahun 2025. Pakar dari Timeanddate.com and the International Earth Rotation dan Reference Systems Service (IERS) menjelaskan, Bumi dapat mencatat rekor rotasi tercepat pada periode antara 9 Juli, 22 Juli, atau 5 Agustus 2025 nanti. Para peneliti belum bisa memastikan seberapa banyak durasi waktu dalam satu hari yang akan berkurang. Baca Juga: Mona Lisa: Kisah Nyata Perempuan Biasa di Balik Senyum Paling Misterius di DuniaMengapa Bumi Berputar Lebih Cepat?
- Perubahan dalam pergerakan inti Bumi
- Pergeseran massa akibat mencairnya gletser
- Variasi arus laut
- Adanya fenomena "Chandler wobble" atau "goyangan Chandler", yaitu pergerakan lambat kutub-kutub geografis Bumi