Benarkah Donald Trump sebut tentara AS yang dimakamkan di Eropa sebagai pecundang?



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan membuat pernyataan yang membuat panas telinga  para veteran militer. Majalah The Atlantic melaporkan, Trump menyebut para personel militer AS yang dimakamkan di Eropa sebagai pecundang.

Trump juga menolak mengunjungi pemakaman tentara AS di Eropa karena menurutnya tidak penting.

Namun, Menteri Pertahanan AS Mark Esper buru-buru meluruskan dan mengatakan bahwa Presiden Trump menghormati pasukan dan veteran Amerika.


“Presiden Trump sangat menghormati dan mengagumi anggota militer, veteran, dan keluarga negara kita. Itulah mengapa dia berjuang untuk mendapatkan gaji yang lebih besar dan lebih banyak dana untuk angkatan bersenjata kami, ”kata Esper dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Sabtu (5/9).

Trump sendiri membantah keras laporan dari majalah Atlantic tersebut.

Baca Juga: Bikin heboh, Trump dorong pendukungnya untuk mencoba memberikan suara dua kali

The Atlantic melaporkan Trump, seorang Republikan yang mencalonkan diri untuk pemilihan kembali sebagai presiden AS, menyebut marinir yang dimakamkan di pemakaman Amerika dekat Paris sebagai "pecundang" dan menolak untuk berkunjung ke pemakaman tersebut pada tahun 2018 silam karena khawatir hari itu hujan dan akan mengacak-acak rambutnya.

Laporan Atlantic mengambil dari empat orang sumber yang mengetahui itu.

"Untuk berpikir bahwa saya akan membuat pernyataan negatif kepada militer kita dan pahlawan yang jatuh ketika tidak ada yang melakukan apa yang telah saya lakukan untuk angkatan bersenjata AS. Itu benar-benar bohong. ... Ini memalukan," kata Trump.

Presiden mengatakan, dia tidak pergi ke pemakaman karena cuaca menghalangi penerbangan helikopter. Alternatifnya, perjalanan jauh, berarti melewati daerah-daerah yang sangat sibuk di Paris, dan pasukan pengawal keberatan.

Kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mengatakan bahwa, jika benar, komentar Trump itu "menyedihkan."

"Ini benar-benar terkutuk. Itu memalukan," tandasnya.

Baca Juga: AS: Negara-negara sekutu kami akan bergabung melawan China

Editor: Khomarul Hidayat