​Benarkah jenis kelamin bayi ditentukan berdasarkan detak jantungnya?



KONTAN.CO.ID - Saat tes kehamilan menunjukkan tanda positif, tidak jarang pasangan suami istri menebak-nebak jenis kelamin bayi mereka.  

Apakah itu laki-laki atau perempuan? Meskipun menebak-nebak pasti sangat menyenangkan, ada banyak cara ilmiah untuk memprediksi jenis kelamin bayi. 

Namun, banyak juga mitos yang dipercaya dapat meramalkan jenis kelamin. Salah satu mitosnya adalah menentukan jenis kelamin bayi berdasarkan detak jantung. 


Lantas, benarkah jenis kelamin bayi ditentukan berdasarkan kecepatan detak jantungnya? 

Baca Juga: 5 Manfaat semangka untuk ibu hamil, mengurangi risiko preeklamsia

Bisakah denyut jantung bayi digunakan untuk memprediksi jenis kelaminnya?

Jawaban sederhananya adalah "Tidak". Dirangkum dari laman Parenting Firstcry, jenis kelamin bayi tidak bisa ditentukan berdasarkan kecepatan detak jantungnya. 

Mitos mengatakan bahwa jika detak jantung bayi lebih dari 140 bpm, kemungkinannya jenis kelamin bayi di dalam kandungan adalah perempuan. 

Namun, hal ini sama sekali tidak valid karena rata-rata detak jantung anak laki-laki dan perempuan hampir sama. Faktanya, jantung bayi baru akan mulai berdetak sekitar minggu ke-6 kehamilan. 

Kedipan cahaya ini dapat diukur dan dilihat selama pemeriksaan USG. Pada awal kehamilan, kecepatan detak jantung bayi sekitar 90-110 bpm (denyut per menit). 

Baca Juga: Syarat dan prosedur agar operasi caesar ditanggung BPJS Kesehatan

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, kecepatan detak jantung bayi juga akan meningkat bertahap hingga mencapai maksimum, yaitu antara 140-170 bpm untuk anak perempuan dan laki-laki, pada minggu ke-9 kehamilan.

Salah satu cara untuk melihat jenis kelamin bayi adalah melalui pemeriksaan ultrasonografi setelah usia kehamilan mencapai 18 minggu. Dalam prosedur ini, rongga panggul dan perut dipindai menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi.

Prosedur ini dimulai dengan penggunaan gel oleh ahli kesehatan profesional atau dokter kandungan di perut ibu hamil, di mana gel membantu mengalirkan gelombang suara.

Transduser kemudian digunakan untuk mengirimkan gelombang suara ke dalam rahim ibu. Gelombangnya memantul dan menghasilkan gambar hitam putih dari plasenta dan janin akan terlihat di layar, dan gambar ini dikenal sebagai sonogram.

Selanjutnya: ​10 Manfaat pisang untuk ibu hamil: Turunkan risiko cacat lahir dan redakan sembelit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News