Benarkah Neil Armstrong Pernah Mendarat di Bulan? Fakta vs Teori Konspirasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lebih dari 50 tahun yang lalu, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin membuat sejarah sebagai manusia pertama yang menjejakkan kaki di permukaan Bulan.

Kutipan legendaris Armstrong, "satu langkah kecil bagi manusia, satu lompatan besar bagi umat manusia," diucapkan saat ia turun dari modul pendaratan Apollo 11, diikuti oleh Aldrin yang juga menanamkan bendera Amerika di permukaan Bulan.

Sementara itu, kolega mereka, Michael Collins, berada di orbit Bulan dalam modul komando, mengamati momen bersejarah tersebut dari luar angkasa.


Baca Juga: NASA Berhasil Terhubung Lagi dengan Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Namun, meskipun bukti yang meyakinkan telah dikumpulkan, beberapa teori konspirasi tetap muncul, menyangkal bahwa pendaratan ini pernah terjadi.

Bahkan dengan banyaknya dokumentasi dan bukti ilmiah yang tersedia, sebagian kecil masyarakat masih mempertanyakan keabsahan peristiwa ini.

Bukti Fotografi dari Lima Negara

Seiring berjalannya waktu, bukti-bukti keberadaan jejak Apollo 11 di Bulan tidak hanya datang dari Amerika Serikat.

Beberapa negara lain, termasuk India, Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan, juga telah memotret sisa-sisa modul pendaratan Apollo 11.

Mengutip unilad.com, foto-foto ini beredar luas di internet dan memberikan bukti tambahan untuk menentang klaim bahwa misi Apollo 11 tidak pernah terjadi.

Foto-foto dari kelima negara ini menunjukkan jejak modul pendaratan di Bulan, yang hampir mustahil direkayasa di Bumi.

Reddit bahkan menjadi tempat diskusi aktif tentang foto-foto ini, di mana para pengguna dengan antusias membagikan dan menganalisis gambar tersebut.

The remains of Apollo 11 lander photographed by 5 different countries, disproving moon landing deniers. byu/lonelyRedditor__ ininterestingasfuck

Tantangan bagi Teori Konspirasi

Di tengah berkembangnya teori konspirasi, para ilmuwan dan pakar NASA terus menawarkan penjelasan yang ilmiah dan mudah dipahami untuk membuktikan bahwa pendaratan di Bulan memang terjadi.

Profesor Anu Ojha, Direktur Pusat Penemuan Luar Angkasa Nasional, menyampaikan dalam sebuah kuliah di Greenwich pada tahun 2019 bahwa, “Kita berada di tengah lautan informasi online. Hanya keterampilan berpikir kritis yang dapat kita andalkan untuk memahami semua informasi ini.”

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa fenomena optik, seperti bayangan yang tidak paralel di gambar Armstrong dan Aldrin, adalah hal yang bisa dijelaskan dengan mudah.

Beberapa pendukung teori konspirasi berpendapat bahwa jika Matahari adalah satu-satunya sumber cahaya di Bulan, maka bayangan seharusnya paralel.

Namun, Ojha menekankan bahwa fenomena ini dapat dijelaskan dengan ilmu perspektif: bayangan tampak tidak paralel karena perbedaan perspektif dalam gambar dua dimensi yang merepresentasikan situasi tiga dimensi.

"Fenomena ini mudah direproduksi di Bumi. Kita dapat melihat fenomena serupa dalam perspektif ketika garis-garis paralel tampak tidak paralel dalam gambar dua dimensi," ungkap Ojha.

Baca Juga: Planet Mars Dinyatakan Tak Aman untuk Ditinggali Manusia, Ilmuwan Beberkan Alasannya

Mengapa Bukti Ini Penting?

Penjelasan ilmiah dan bukti dari misi Apollo 11 ini penting tidak hanya untuk menjawab skeptisisme publik, tetapi juga untuk memupuk pemahaman yang lebih dalam tentang sains dan teknologi antariksa.

Keberhasilan Apollo 11 membuka pintu bagi eksplorasi luar angkasa lebih lanjut, termasuk misi-misi eksplorasi ke Mars dan planet lainnya.

Sementara teori konspirasi mungkin akan selalu ada, bukti dari sumber-sumber kredibel di berbagai negara menjadi pengingat bahwa kita harus mengandalkan data ilmiah dan berpikir kritis dalam menanggapi klaim-klaim tanpa dasar.

Editor: Handoyo .