KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menimbulkan kegaduhan di jagat maya. Hal itu bermula ketika ia 'membenarkan' keterlibatan bekas Uni Soviet di Afghanistan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam akun Twitter pribadinya yang berbelit-belit pada Rabu (2/1) kemarin dan memicu cemoohan di media sosial. Trump kemudian menegaskan pernyataannya tersebut dalam pertemuan kabinet yang dilangsungkan pada hari yang sama. "Rusia dulunya adalah Uni Soviet. Afghanistan menjadikannya Rusia karena mereka (Soviet) bangkrut dalam pertempuran di Afghanistan," kata Trump. Ia melanjutkan, alasan Rusia berada di Afghanistan karena teroris pergi ke Rusia dan mereka (Soviet) benar berada di sana.. Dikutip dari laman USA Today, Kamis (3/1/2019), bekas Uni Soviet menyerbu Afghanistan pada 1979 untuk menopang pemerintahan komunis Afghanistan yang memerangi gerilyawan antikomunis. AS pun mengecam langkah Soviet dan akhirnya membantu pasukan pemberontak.
Benarkan Uni Soviet invasi Afganistan, Trump dihujat di Twitter
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menimbulkan kegaduhan di jagat maya. Hal itu bermula ketika ia 'membenarkan' keterlibatan bekas Uni Soviet di Afghanistan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam akun Twitter pribadinya yang berbelit-belit pada Rabu (2/1) kemarin dan memicu cemoohan di media sosial. Trump kemudian menegaskan pernyataannya tersebut dalam pertemuan kabinet yang dilangsungkan pada hari yang sama. "Rusia dulunya adalah Uni Soviet. Afghanistan menjadikannya Rusia karena mereka (Soviet) bangkrut dalam pertempuran di Afghanistan," kata Trump. Ia melanjutkan, alasan Rusia berada di Afghanistan karena teroris pergi ke Rusia dan mereka (Soviet) benar berada di sana.. Dikutip dari laman USA Today, Kamis (3/1/2019), bekas Uni Soviet menyerbu Afghanistan pada 1979 untuk menopang pemerintahan komunis Afghanistan yang memerangi gerilyawan antikomunis. AS pun mengecam langkah Soviet dan akhirnya membantu pasukan pemberontak.