KONTAN.CO.ID - Aksi pelaku pasar yang cenderung wait and see terhadap rilis data stok gas alam Amerika Serikat (AS) memberikan tekanan pada harga komoditas energi ini. Ada indikasi kenaikan stok karena turunnya permintaan saat terjadi bencana badai. Kamis (14/9) per pukul 20.00 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Oktober 2017 di New York Mercantile Exchange (Nymex) merosot 0,52% dibanding harga hari sebelumnya ke US$ 3,04 per mmbtu. "Harga konsolidasi karena market menunggu data persedian gas alam," ujar Research & Analyst Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto, Kamis (14/9). Namun dalam sepekan, harga gas alam masih mencatatkan penguatan sebesar 2,05%. Konsensus analis memprediksi stok gas alam AS pada pekan yang berakhir di 8 September mencapai 80 miliar kaki kubik. Jumlah tersebut naik dari pekan sebelumnya, yakni 65 miliar kaki kubik.
Maklum, pasca dua bencana badai besar, yakni badai Harvey dan badai Irma, permintaan gas alam di negara bagian Texas dan Florida mengalami penurunan. "Dari 4,4 juta kaki kubik, turun jadi 2,74 juta kaki kubik," ungkap Andri. Sebagai informasi, gas alam digunakan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik. Dengan adanya badai yang menerjang dan meluluhlantakkan dua negara bagian AS tersebut, semua jaringan listrik di sana pun mati.