Benny Tjokro disebut melirik aset Brent Ventura



JAKARTA. Manajemen Brent Ventura tengah mencari investor yang tertarik dengan aset propertinya, untuk melunasi cicilan hutang kepada para nasabah pemegang Medium Term Notes (MTN) Brent. Beberapa nama sempat muncul dan dikabarkan menjadi calon pembeli aset properti milik Brent. "Ada beberapa yang sedang dalam tahap negosiasi, seperti pemilik Batik Keris, Benny Tjokrosaputro, dan Surya Group," tutur Hendra Hadi, marketing Brent Ventura kepada KONTAN saat ditemui Selasa (8/7) lalu. Sekadar info, Benny Tjokrosaputro merupakan seorang konglomerat, dan juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Hanson International (MYRX) Tbk pada 2013 lalu. Pada tahun tersebut, bisnis utama Hanson beralih dari pertambangan menjadi properti, dengan membeli aset-aset properti milik Benny. Adapun, Surya Group merupakan perusahaan holding, yang bergerak di beberapa bidang, seperti makanan, otomotif, investasi dan properti. Saat dihubungi KONTAN, Benny Tjokro mengatakan pembelian aset itu hanya sebuah isu. Ia mengaku pernah ditawarkan aset properti milik Brent grup. Akan tetapi, menurutnya, saat ini masih belum tertarik dengan penawaran yang diberikan Brent. "Betul, pernah ditawari. Namun, dalam hitungan komersial, harganya belum sesuai. Maka, kita tidak tertarik," ungkapnya, Selasa (15/7). Sayang, ia enggan menyebut nilai aset properti yang ditawarkan pemilik Brent, Yandi Suratna Gondoprawiro. Pengacara untuk Brent Ventura, Rudhyanto memperkirakan, total nilai aset properti tersebut berada di atas Rp 1 triliun. Melalui anak usahanya, PT Brent Investa Properti memiliki beberapa proyek properti, seperti Brent Mansion Cibubur, Aman Villa Nusa Dua Bali, Brent Palma condotel and Residence di Bilangan Bintaro, Jakarta Selatan. Namun, pelambatan sektor properti pada tahun ini, yang disebabkan kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas, menyebabkan aset-aset Brent belum terjual semua. "Manajemen memang sedang mencari investor untuk menjual asetnya, namun saya harap nilainya tidak ditawar terlalu rendah," ujar Rudhy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie