Benteng Api Technic (BATR) Melantai di Bursa, Oversubscribe 140,52 Kali



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Benteng Api Technic Tbk atau BAT Refractories (BATR) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/6). BATR menjadi emiten ke-25 yang tercatat di Bursa pada tahun 2024.

Harga penawaran saham initial public offering (IPO) BAT Refractories berkisar Rp 100-Rp 115 per saham, sehingga total dana segar yang dihimpun perseroan mencapai Rp 71,3 miliar.

BATR menyatakan ada terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sebesar 140,52 kali dari hasil pooling.


Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Saham BATR Naik 10,91%

Dalam aksi IPO, perusahaan yang memproduksi dan menjual material tahan api (refraktori) ini melepas 620 juta saham atau setara 20,5% dari total saham keseluruhan.

Perseroan juga akan menerbitkan waran seri I sebanyak 620 juta atau setara 25,78% saat pendaftaran IPO.

Harga pelaksanaan waran seri I BATR mencapai Rp 300, sehingga total dana yang bisa diraih dari efek ini Rp 186 miliar. Waran seri I dapat dilaksanakan mulai 11 November 2024 hingga 21 Mei 2025. 

Waran Seri I mempunyai jangka waktu setahun sejak diterbitkan, di mana Pemegang Waran Seri I dapat melaksanakan Waran Seri I yaitu setiap hari kerja setelah 6 bulan sejak Waran Seri I diterbitkan, sampai dengan 6 bulan berikutnya, yaitu mulai tanggal 10 Desember 2024 sampai dengan 9 Juni 2025.

Direktur Utama BATR Ridwan mengatakan, melalui IPO ini kami ingin secara konsisten memaksimalkan layanan dalam bidang manufaktur dan perdagangan produk refraktori serta jasa konstruksi di Indonesia yang semakin agresif berkembang. 

Baca Juga: Penawaran Saham IPO Benteng Api (BATR) Laris Manis, Begini Kata Manajemen

“Seiring dengan hal itu, kami berharap ke depan dapat menjadi salah satu Leading Company industri ini di dalam negeri,” ujarnya seusai IPO BATR, Senin (10/6).

Ridwan menyebut, IPO ini menjadi momen penting bagi Perseroan dalam memenuhi permintaan pasar refraktori di Indonesia.

Saat ini, pasar refraktori Indonesia mencatat pertumbuhan tingkat pengiriman sebesar 78,34% pada 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan CAGR sebesar 4,7% hingga tahun 2026.

Menurut Ridwan, Indonesia cenderung mengandalkan impor untuk memenuhi permintaan pasar refraktori yang terus meningkat. Impor Pasar Refraktori pada 2021 sebesar US$ 204,63 juta, sedangkan pada 2017 baru sebesar US$ 151,06 juta. 

Baca Juga: Benteng Api Technic (BTAR) Patok Harga IPO Rp 110 Per Saham

“Adapun China, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Austria termasuk di antara pemain pasar teratas pada tahun 2021, di mana China memperoleh pangsa pasar terbesar sebesar 88,12% dengan nilai pengiriman sebesar US$ 174,84 juta,” ungkapnya.

Pasar ini terutama didorong oleh meningkatnya permintaan produk refraktori di berbagai industri seperti industri baja, industri nikel, industri tembaga, industri pupuk dan petrokimia, industri semen, Industri kaca, industri keramik, industri minyak kelapa sawit, industri makanan dan minuman, industri pembangkit listrik dan sebagainya.

“Peningkatan produksi besi & baja, nikel smelter dan berbagai macam smelter ditambah dengan meningkatnya permintaan akan konservasi energi telah diidentifikasi sebagai salah satu pendorong utama meningkatnya pasar Refraktori di Indonesia. Hal itu tentu sejalan dengan optimisme kami untuk dapat terus bertumbuh ke depannya,” tuturnya.

Adapun dana hasil dari Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham seluruhnya akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan ke depan, dengan rincian sebagai berikut.

Baca Juga: Pasar Material Tahan Api Meningkat, Benteng Api (BATR) Incar Dana IPO Rp 71,3 Miliar

1. Sekitar 38,65% akan digunakan Perseroan untuk pembelian tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi;

2. Sekitar 10,00% akan digunakan Perseroan untuk pembangunan dan perbaikan bangunan;

3. Sekitar 5,67% akan digunakan Perseroan untuk pembelian peralatan laboratorium;

4. Sekitar 6,84% akan digunakan Perseroan untuk pembelian mesin produksi;

5. Sisanya, sekitar 38,82% akan digunakan sebagai Operational Expenditure (OPEX) berupa persediaan barang jadi dan bahan baku.

Baca Juga: Bersiap IPO, Benteng Api Technic (BATR) Incar Dana Segar Rp 71,3 Miliar

Sedangkan dana yang akan diperoleh Perseroan dari Hasil Pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan Perseroan untuk modal kerja Perseroan.

Asal tahu saja, per November 2023 BATR berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp9,32 miliar dengan pendapatan usaha tercatat mencapai Rp123,18 miliar.

Total aset BATR sampai dengan akhir November 2023 mencapai Rp112,73 miliar, dengan liabilitas sebesar Rp41,43 miliar, dan ekuitas senilai Rp71,29 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto