KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen rokok PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) gencar melakukan aksi korporasi. Terbaru, produsen merek Lucky Strike dan Dunhill ini meresmikan pengembangan pabrik
Dried Ice Expanded Tobacco (DIET) di Malang, Jawa Timur. Jason Fitzgerald Murphy, Presiden Direktur PT Bentoel Internasional Investama Tbk mengatakan, investasi dari pabrik tersebut sebesar Rp 200 miliar. Dari laporan tahunan 2017 perusahaa ini, produk DIET akan diekspor ke sejumlah negara di Asia. Targetnya, ekspor rokok dari Bentoel Group bisa meningkatkan kontribusi ke neraca ekspor Indonesia. "Kuartal keempat 2017 lalu pabrik tersebut baru saja selesai," kata Jason, Jumat (18/5). Sayang ia tak membeberkan berapa besar kapasitas produksi dari pabrik baru itu.
Jason mengklaim kapasitas pabrik itu lebih dari cukup untuk memenuhi ekspor. Sebagai gambaran, sebagai bagian dari British American Tobacco (BAT), saat ini, induk perusahaan ini sudah berbisnis di 200 negara. Dari 200 negara, ada 50 pabrik yang beroperasi termasuk di Indonesia. "Dan, Pabrik DIET hanya ada tiga di dunia. Salah satunya di Malang, Jawa Timur," ungkap Jason di acara Paparan Publik RMBA. Jason menegaskan investasi RMBA tidak hanya berhenti di pembangunan pabrik DIET ini. Sayangnya, direksi emiten berkode saham RMBA di Bursa Efek Indonesia ini belum membeberkan bentuk investasinya. "Yang pasti, tiga tahun terakhir kami sudah investasi sebesar Rp 1,5 triliun. Kami sangat serius investasi lagi," kata Jason. Dari laporan keuangan kuartal I-2018, penjualan RMBA mencapai Rp 4,58 triliun naik dibandingkan dengan periode sama 2017 sebesar Rp 4,18 triliun. Hanya, beban pokok penjualan perusahaan ini membengkak menjadi Rp 4,20 triliun, naik dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,58 triliun. Alhasil kerugian bersih RMBA di kuartal I-2018 menjadi Rp 252,39 miliar atau naik ketimbang periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 68,9 miliar. Saat ini, Bentoel adalah produsen rokok terbesar keempat dengan pangsa pasar sebesar 7%. Fokus ekspor Makanya, untuk memperbaiki kinerja keuangan, PT Bentoel Internasional Investama akan terus menggenjot penjualan ekspor. Emiten rokok bermerk Lucky Strike dan Dunhiil ini berencana akan menambah negara baru untuk negara ekspor. Emiten ini menyasar potensi negara baru unuk produknya terutama melalui jaringan BAT. "Saat ini kita masih dalam negosiasi dengan baru. Kami tentu ekspor lewat afiliasi group," katanya. Sayangnya negara baru yang dibidik belum dibeberkan oleh manajemen. Yang jelas untuk produksinya masih mengandalkan pabrik di Malang, Jawa Timur. "Produksi tahunan sebanyak 20% untuk di ekspor," katanya.
Sedangkan untuk produk yang diekspor menurutnya masih dari jenis rokok putih seperti yang dijual di Indonesia. Sedangkan untuk jenis rokok kretek menurut Jason hanya diminati oleh masyarakat Indonesia dan sedikit dari Malaysia. "Tapi mayoritas ekspor kami masih di Malaysia. Pangsa pasar kami di Malaysia juga kuat," kata Jason. Destinasi ekspor produk Bentoel terus bertambah. Jika tahun 2015 sebanyak dua negara, maka di tahun di 2016 menjadi delapan negara. Serta pada 2017 lalu, bertambah menjadi 17 negara. "Ini juga searah dengan Pemerintahan Presiden Jokowi yang menginginkan industri berbasis ekspor," tambahnya. Widyo Rulyantoko, Direktur PT Bentoel Internasional Investama Tbk menambahkan, ada beberapa prioritas RMBA pada 2018.
Pertama, pengembangan produk superior dan membangun
brand.
Kedua, investasi untuk meningkatkan ekspor.
Ketiga, komitmen memastikan keselamatan kerja karyawan. "Kami juga kembangkan
talent pool serta berinvestasi pada kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan," kata Widyo. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati