BANDAR LAMPUNG. Bentrokan antar-kelompok petambak kembali terjadi di areal tambak udang PT Central Pertiwi Bahari (CPB) eks Bratasena, Selasa (12/2). Sekitar 20 petambak plasma terluka akibat kejadian itu. Kelompok petambak yang terlibat bentrok ini yaitu kelompok Forum Silaturahmi (Forsil) Petambak Bratasena dengan Petambak Pro Kemitraan (P2K). Kedua kelompok petambak plasma PT CPB ini akhir-akhir ini diketahui tengah berkonflik menyusul persoalan kemitraan antara Forsil dengan PT CPB."Sebanyak dua orang dirujuk ke RS di Bandar Lampung dan puluhan lainnya belum ditemukan akibat melarikan diri. Ini puncak dari intimidasi dan arogansi perusahaan," ujar Ketua Forsil Cokro Edi melalui layanan Blackberry Messenger yang disampaikan kuasa hukumnya, Indra Firsada, Selasa malam.Menurut Indra, bentrokan ini bermula dari adanya blokade kelompok petambak P2K dan karyawan yang mendukung perusahaan terhadap Cokro Edi yang menjadi ketua Forsil. "Satgas yang mengawal Cokro Edi untuk masuk akhirnya terdesak dan mendapat bantuan dari plasma lain. Akhirnya, terjadi bentrokan," tutur Indra.Yang disesalkannya, tidak ada aparat polisi untuk melerai bentrokan ini. "Kami mengecam keras arogansi yg dilakukan oleh massa dr P2K yang telah melakukan kekerasan dan menyebabkan bentrokan ini. Kami meminta aparat kepolisian untuk bertindak tegas dan bersikap adil dalam menyikapi bentrokan ini," ujarnya.Terkait memanasnya situasi di tambak CPB yang berada di Tulang Bawang ini, Pemkab Tulang Bawang akan melakukan mediasi dengan mengundang perwakilan kedua kelompok petambak dan perusahaan, Rabu (13/3) Kantor Pemkab Tuba di Menggala. Kompas.com
Bentrok antar petambang udang, 20 orang terluka
BANDAR LAMPUNG. Bentrokan antar-kelompok petambak kembali terjadi di areal tambak udang PT Central Pertiwi Bahari (CPB) eks Bratasena, Selasa (12/2). Sekitar 20 petambak plasma terluka akibat kejadian itu. Kelompok petambak yang terlibat bentrok ini yaitu kelompok Forum Silaturahmi (Forsil) Petambak Bratasena dengan Petambak Pro Kemitraan (P2K). Kedua kelompok petambak plasma PT CPB ini akhir-akhir ini diketahui tengah berkonflik menyusul persoalan kemitraan antara Forsil dengan PT CPB."Sebanyak dua orang dirujuk ke RS di Bandar Lampung dan puluhan lainnya belum ditemukan akibat melarikan diri. Ini puncak dari intimidasi dan arogansi perusahaan," ujar Ketua Forsil Cokro Edi melalui layanan Blackberry Messenger yang disampaikan kuasa hukumnya, Indra Firsada, Selasa malam.Menurut Indra, bentrokan ini bermula dari adanya blokade kelompok petambak P2K dan karyawan yang mendukung perusahaan terhadap Cokro Edi yang menjadi ketua Forsil. "Satgas yang mengawal Cokro Edi untuk masuk akhirnya terdesak dan mendapat bantuan dari plasma lain. Akhirnya, terjadi bentrokan," tutur Indra.Yang disesalkannya, tidak ada aparat polisi untuk melerai bentrokan ini. "Kami mengecam keras arogansi yg dilakukan oleh massa dr P2K yang telah melakukan kekerasan dan menyebabkan bentrokan ini. Kami meminta aparat kepolisian untuk bertindak tegas dan bersikap adil dalam menyikapi bentrokan ini," ujarnya.Terkait memanasnya situasi di tambak CPB yang berada di Tulang Bawang ini, Pemkab Tulang Bawang akan melakukan mediasi dengan mengundang perwakilan kedua kelompok petambak dan perusahaan, Rabu (13/3) Kantor Pemkab Tuba di Menggala. Kompas.com