Bentukan perusahaan tambang terbesar dunia gagal



LONDON. Rio Tinto Group telah menolak tawaran merger dari Glencore Plc. Setelah itu, belum ada lagi antara dua perusahaan investasi pertambangan tersebut. 

"Manajemen Rio Tinto, setelah berkonsultasi dengan penasihat keuangan dan legal menyimpulkan, kombinasi tersebut bukanlah pilihan terbaik bagi pemegang saham Rio Tinto," kata manajemen Rio Tinto di London dalam pernyataan resminya. 

Glencore melayangkan ide merger sejak Juli lalu. Menurut sumber Bloomberg, CEO Glencore Ivan Glasenberg juga mendekati pemegang saham terbesar Rio yaitu Aluminium Corp of China Ltd beberapa pekan terakhir. Perusahaan BUMN China yang dikenal dengan nama Chinalco memegang 9,8% saham Rio. 


Apabila Rio, yang merupakan produsen bijih besi terbesar kedua dunia, menyetujui ide Glencore, kedua perusahaan tersebut bisa melebur menjadi perusahaan tambang terbesar dunia, dengan nilai perusahaan lebih dari US$ 160 miliar. Ini juga menjadi transaksi terbesar dunia, setelah aksi Rio mencaplok Alcan tahun 2008 senilai US$ 38 miliar.

Sekadar catatan, Glencore menjadi salah satu perusahaan perdagangan tambang mineral terbesar dunia setelah mengakuisisi Xstrata tahun lalu senilai US$ 29 miliar, untuk menambah portofolio di batubara, tembaga, dan zinc. CEO Ivan Glasenberg merupakan pemegang saham terbesar kedua di perusahaan ini dengan kepemilikan 8,3%. 

Editor: Sanny Cicilia