Berakhirnya Perjanjian Petrodolar Diprediksi Bakal Mengangkat Harga Minyak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak diprediksi masih akan melanjutkan penguatannya. Berakhirnya perjanjian Petrodolar antara Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi menjadi faktor yang signifikan.

Berdasarkan Trading Economics, harga minyak WTI melemah melemah 0,59% ke US$ 80,56 per barel dalam 24 jam terakhir per Kamis (20/6) pukul 13.34 WIB. Sementara minyak Brent menguat tipis atau 0,14% ke US$ 85,19 per barel.

Namun, dalam sepekan keduanya menguat 2,5% dan 2,95%. Sementara dalam sebulan terakhir harga minyak WTI menguat 2,45% dan minyak Brent menguat 2,79%.


Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, dinamika pasar saat ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor geopolitik dan kebijakan ekonomi. Ketidakpastian ekonomi global, seperti ketegangan perdagangan dan kebijakan moneter, memainkan peran penting dalam menentukan arah harga minyak.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Tipis Pada Kamis (20/6) Pagi

"Selain itu, produksi minyak oleh OPEC dan non-OPEC serta stok minyak global juga menjadi indikator penting yang mempengaruhi harga," tulisnya dalam riset harian, Kamis (20/6).

Namun Fischer melihat harga minyak masih berpotensi naik, salah satunya didukung oleh penolakan terhadap penurunan harga yang sebelumnya terjadi. Menurutnya, kondisi tersebut mengindikasikan harga minyak WTI akan cenderung naik, terutama setelah berhasil menembus level resistance.

Selain itu, pengaruh dari berakhirnya perjanjian Petrodolar selama 50 tahun antara AS dan Arab Saudi juga menjadi faktor yang signifikan. Perjanjian yang berakhir pada Juni 2024 ini tidak akan diperbarui, yang berarti Arab Saudi tidak lagi terikat untuk melakukan transaksi minyak dalam dolar AS.

Baca Juga: Konflik di Timur Tengah Memanas, Harga Komoditas Energi Turut Menguat

"Hal ini diperkirakan akan mengurangi penggunaan dan minat terhadap minyak WTI di pasar global," paparnya.

Secara teknikal, tren harga minyak menunjukkan kecenderungan naik yang berkelanjutan. Analisis tren dan candlestick menunjukkan bahwa harga minyak memiliki momentum untuk terus bergerak ke atas dalam jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati