Cheng Wei terus mengamati gerak-gerik sang kompetitor, Uber Technologies. Sepak terjang Uber menjadi pertimbangan utama Cheng untuk mewujudkan rencana penawaran saham perdana (IPO) Didi Chuxing di bursa saham Amerika Serikat. Cheng memilih berlabuh di AS karena ingin menarik perhatian investor global. Sembari membidani IPO, Cheng juga melancarkan berbagai strategi bisnis untuk menenangkan hati para investor. Salah satunya, memangkas subsidi. Pertarungan antara Didi Chuxing dan Uber Technologies belum usai. Sebagai pendiri sekaligus CEO Didi Chuxing, Cheng Wei masih memiliki sederet mimpi untuk membesarkan nama Didi di panggung bisnis global. Secara valuasi, perusahaan transportasi online asuhan Cheng ini sudah menembus angka US$ 28 miliar. Didi merupakan salah satu startup dengan pertumbuhan valuasi tertinggi di dunia.
Maklum, Didi didukung investor kakap seperti Alibaba, Tencent, Apple dan China Life Insurance. Kendati sudah memiliki valuasi tambun, Cheng ingin meraih lebih banyak dana segar. Cheng akan mendulang dana jumbo lewat penawaran saham perdana (IPO). Cheng ingin melabuhkan Didi di bursa saham Amerika Serikat (AS). Pemilihan bursa AS bukan tanpa alasan. Lewat bursa AS, Cheng ingin nama Didi mengglobal, laiknya Uber. Kendati masih samar-samar, spekulasi tentang rencana IPO Didi kian panas.