Sejak tahun 1992, Suminah terdorong untuk memperjuangkan nasib para buruh batik di kampung tempatnya tinggal Dusun Konang Kebon, Bayat, Klaten. Saat itu, banyak buruh batik yang terjerat para rentenir. Akibat maraknya renternir, Suminah melihat banyak sekali warga yang terlilit utang dengan bunga mencekik leher. Mayoritas warga tersebut merupakan buruh batik dan kebanyakan perempuan. Untuk memberantas aksi para renternir ini, Suminah pun mendirikan sebuah koperasi simpan pinjam bernama Ubi Sidomukti. Ide ini ia dapat setelah sebelumnya sempat menjadi anggota sebuah koperasi simpan pinjam di dusun lain. Ia melihat koperasi ini bisa juga diterapkan di desanya.
Berantas rentenir di kalangah buruh lewat koperasi
Sejak tahun 1992, Suminah terdorong untuk memperjuangkan nasib para buruh batik di kampung tempatnya tinggal Dusun Konang Kebon, Bayat, Klaten. Saat itu, banyak buruh batik yang terjerat para rentenir. Akibat maraknya renternir, Suminah melihat banyak sekali warga yang terlilit utang dengan bunga mencekik leher. Mayoritas warga tersebut merupakan buruh batik dan kebanyakan perempuan. Untuk memberantas aksi para renternir ini, Suminah pun mendirikan sebuah koperasi simpan pinjam bernama Ubi Sidomukti. Ide ini ia dapat setelah sebelumnya sempat menjadi anggota sebuah koperasi simpan pinjam di dusun lain. Ia melihat koperasi ini bisa juga diterapkan di desanya.