Beras dari Vietnam guyur gudang Bulog



JAKARTA. Kendati masih menuai pro-kontra, beras impor asal Vietnam mulai masuk ke Tanah Air pada November ini. Beras impor asal Vietnam ini merupakan bagian dari rencana Indonesia mengimpor 1,5 juta ton beras dari Vietnam yang diteken pemerintah pada Oktober lalu.

Berdasarkan laporan yang diterima Kementerian Pertanian (Kemtan), beras impor yang masuk telah mencapai 60.000 ton dan dipastikan akan masuk ke gudang milik Perum Bulog sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Bulog memang berjanji merealisasikan impor beras dari Vietnam secara bertahap, bukan sekaligus memasukkan semuanya.

Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian mengatakan, beras impor ini merupakan upaya antisipasi pemerintah menghadapi penurunan produksi beras akibat kemarau panjang atau El Nino. "Jumlah beras impor yang masuk tak signifikan jika dibandingkan dengan pengadaan beras Bulog selama ini," ujar Amran, Senin (9/11).


Meski beras impor sudah datang, tapi Amran optimistis cadangan beras ini tidak perlu dikeluarkan dalam waktu dekat karena stok beras Bulog masih mencukupi hingga akhir tahun.

Amran mengibaratkannya seperti sepakbola. Jika pemain inti tidak cedera, pemain cadangan tidak akan turun lapangan. Begitu pun beras impor ini, jika stok dalam negeri mencukupi kebutuhan, maka beras impor ini tak perlu dilepas ke pasar.

Amran mengklaim, meski diterjang El Nino, produksi beras dalam negeri sejauh ini cukup stabil. Tolok ukurnya adalah pekan lalu masuk beras sebanyak 5.300 ton per hari ke Pasar Induk Cipinang Jakarta. Padahal, dalam kondisi normal, beras yang masuk hanya sekitar 2.500 ton-3.000 ton per hari.

Efek psikologis harga

Selain itu, Bulog disebut masih menyimpan stok beras sebanyak 1,4 juta ton dan sebagian wilayah sudah mulai hujan sehingga bulan November ini sudah mulai tanam dan ini artinya bulan Februari sudah bisa panen raya.

Mulai masuknya beras impor ini disikapi secara positif oleh Nellys Soekidi, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi). Menurutnya, stok beras dalam negeri hanya cukup hingga akhir tahun, sehingga perlu ada cadangan di gudang Bulog.

Cadangan beras ini memiliki efek psikologis terhadap harga. Pasalnya, jika oknum pedagang mengetahui stok beras akhir tahun habis dan pemerintah tak punya cadangan, potensi permainan harga sangat besar. Sebaliknya, oknum pedagang akan berpikir ulang untuk berspekulasi karena ada cadangan beras. "Fungsi impor beras ini adalah stabilisasi harga bagi konsumen dan petani," katanya.              

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia