KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog mendatangkan beras impor asal Vietnam sebanyak 24.000 ton yang tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada Kamis (12/10). Beras impor disalurkan secara bersamaan di 17 pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia. Adapun negara asal beras impor berasal dari Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Pakistan. Kedatangan beras Bulog hari ini merupakan bagian dari realisasi 2 juta ton impor beras untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP). Sehingga, total beras impor yang sudah didatangkan yakni 1,7 juta ton beras.
Baca Juga: Stabilkan Harga Beras, Bulog Siap Menerima Tambahan Penugasan Impor 1,5 Juta Ton Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melaporkan, sisa dari target impor beras yang sebesar 300.000 ton akan tercapai dan didatangkan secara bertahap, sekiranya dapat dipenuhi pada bulan November tahun ini. Budi menyampaikan, dari 1,7 ton beras impor yang sudah didatangkan, stok yang ada di Bulog yakni sekitar 1,6 juta ton beras. Dia menjelaskan, 1,6 juta ton beras di Bulog itu disiapkan untuk kegiatan bantuan pangan dalam 3 bulan ke depan. “Dari 2 juta ton ini akan keluar lagi 600.000 ton, hampir 700.000, plus SPHP. Jadi nanti kalau 1,6 nanti dikurangi 800.000 sampai 900.000 ton berarti kan tinggal 700.000 di akhir tahun,” terang Budi.
Baca Juga: Intervensi Harga Beras, Bulog Diminta Pasok Beras ke Penggilingan Padi Mengantisipasi panjangnya pengaruh El Nino, Budi mengungkap, Presiden Joko Widodo menugaskan Bulog untuk mengimpor tambahan beras 1,5 juta ton untuk sisa tahun ini. Namun, menurut perhitungan Budi, beras impor tambahan yang mungkin bisa direalisasikan hanya sebanyak 500.000 ton untuk sisa tahun ini. “Saya sekarang sedang berupaya untuk sesuai hitungan, kalau kita butuh itu paling tidak di akhir tahun ini, kita harus punya tambahan minimal 500.000 ton,” imbuh Budi. Budi menegaskan, beras impor tambahan tersebut bertujuan untuk memenuhi kecukupan cadangan beras di dalam negeri. “Bukan pemerintah senang impor, tidak, tapi untuk menjamin ketersediaan. Kepastian bahwa kecukupan pangan khususnya beras itu betul-betul ada,” imbuh Budi.
Baca Juga: Inflasi Barang Pokok Tahan Keyakinan Masyarakat Untuk tahun depan, ada potensi pemerintah melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton. Namun, Budi menekankan, besaran dari kuota beras impor untuk tahun depan akan dipengaruhi hasil panen beras dalam negeri. “Kalau itu nanti Kementan produksinya bagus ya ga usah kita impor ngapain capek-capek kita impor kalau produksi ada. Kalau impor itu risikonya gede kita pinjam uang dengan bunga komersil, kalau nggak dipakai akan rusak beras ini. Ada masa pakainya,” imbuh Budi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli