Beras Langka dan Mahal, Ada Permainan Kartel?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tengah melakukan evaluasi terhadap fenomena kenaikan dan kelangkaan beras. 

Anggota KPPU, Hilman Pujana, mengatakan sejauh ini pihaknya masih belum bisa menyimpulkan adanya indikasi kartel permainan harga beras. Saat ini pihaknya tengah mengumpulkan data informasi dari berbagai pihak mulai dari pemerintah hingga pelaku usaha terkait masalah ini. 

"Indikasi kartel belum bisa kita simpulkan saat ini. Kita proses pengumpulan data informasi ini menjadi dasar kami, kami enggak bisa menyimpulkan di awal," kata Hilman di KPPU, Rabu petang (28/2). 


Berdasarkan kesimpulan awal KPPU, kenaikan harga ini lantaran adanya defisit suplai beras. 

Baca Juga: Beras Langka di Ritel Modern, Ini Penjelasan Bulog

Pihaknya juga sudah mengkonfirmasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) defisit ini terjadi lantaran penurunan produksi yang cukup besar pada awal tahun ini.  Sementara, di sisi demand terjadi peningkatan lantaran ada beberapa agenda besar seperti hari raya imlek hingga pesta demokrasi pada 14 Februari lalu. 

"Agenda ini turut meningkatkan permintaan di pasar," jelas Halim. 

Diketahui, melansir Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rabu (28/2) harga beras masih terbang jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). 

Harga beras jenis premium saat ini mencapai Rp 16.410/kg, padahal HET beras preimum hanya berkisar 12.900 s.d 14.800/kg. Sementara beras jenis medium mencapai Rp 14.300/kg, lebih tinggi dari HET-nya yang berkisar Rp 10.900 hingga 11.800/kg. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi