Beras medium mulai langka, koperasi beras Cipinang minta segera operasi pasar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang menyampaikan stok beras di areanya sudah memasuki tahap langka sejak dua minggu silam.

Untungnya harga beras medium dilaporkan masih aman di bawah patokan Harga Eceran Tertinggi Rp 9.450 per kilogram, namun bila tidak segera diguyur bisa menyebabkan kenaikan harga dan keraguan pelaku pasar pada stok beras Bulog sesungguhnya. Adapun opsi impor dirasa harus direalisasikan sepenuhnya untuk menjaga pasokan beras hingga tahun depan.

"Operasi pasar harus segera dilakukan, kenaikan beras bisa 10-20% kalau tidak diguyur, buat apa kita stok tapi tidak digunakan," kata Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (28/10).


Mengutip informasi dari situs Food Station, stok akhir beras di PIBC per Sabtu (27/10) berada di 48.167 ton. Angka ini dinilai Zulkifli memasuki taraf langka dan harus segera ditanggapi dengan intervensi dari pemerintah.

Apalagi pedagang anggota koperasinya mulai melaporkan kesusahan serap beras akibat meredanya masa panen di area sentra beras di Jawa.

Zulkifli menambahkan, posisi harga beras medium sudah diatas Rp 9.000 per kilogram, namun masih dibawah HET. Namun bila tidak segera dilakukan intervensi pasar, maka harga akan terus melambung dalam kisaran 10% - 20%.

Apalagi untuk tahun depan, karena potensi surplus tahun ini di 2,85 juta ton, jauh meleset dari perkiraan Kementerian Pertanian di 13 berpotensi habis di awal tahun hingga Februari.

"Harga beras jelas akan naik, tapi tetap kita jaga, tapi masuk Februari itu kita tidak tahu karena stok daerah akan tidak ada," katanya. Oleh karenanya, Zulkifli melihat opsi impor masih harus dibuka untuk menjaga pasokan beras.

Senada, Pengamat Pertanian Khudori melihat opsi impor beras harus dilakukan seefektif mungkin. "Kalau Bulog agresif penyerapan, dia berkompetisi ketat bersaing dengan penggilingan dan pengusaha, jadi bila tidak ada peluang dari pengadaan dalam negeri, sisa izin impor sampai 2 juta ton harus direalisasikan," katanya.

Asal tahu sebelumnya pihak Bulog menyatakan realisasi impor beras tahun ini lebih rendah dari Izin Impor yang dikeluarkan sebesar 2 juta ton, yakni hanya 1,800,100 ton. Saat ini sebesar 1,5 juta ton telah berada di gudang dan sisanya dalam proses perjalanan.

Khudori melihat, izin impor ini harus dimaksimalkan karena mempertimbangkan paceklik dan panen periode berikutnya akan mundur. Akibatnya panen di bulan Februari akhir dan Maret awal akan mengalami keterlambatan.

Namun demikian, Khudori melihat saat ini belum waktunya operasi pasar. "Cadangan baru bisa dikatakan kritis bila sudah dibawah 30.000 ton, stok saat ini di 48.000 ton masih aman," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti