Beras organik Padang Panjang Rp 18.000 per Kg



PADANG PANJANG. Harga beras organik hasil pertanian Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar) mencapai Rp 18.000 perkilogram, lebih tinggi dari harga beras kebanyakan, kata kepala Dinas Pertanian setempat, Candra.

"Harga beras organik itu lebih tinggi dari beras biasanya yakni Rp 18.000 perkilogram, sedangkan yang tidak organik hanya Rp 12.000 perkilogram," kata dia di Padang Panjang, Rabu.

Tingginya harga beras organik itu kata dia, karena kualitas rasa dan bentuknya juga lebih tinggi dari beras yang tidak organik. "Rasanya jauh lebih enak dari beras yang tidak organik," katanya.


Jauhnya unggul beras organik dari beras non organik, maka Pemerintah Kota Padang Panjang memproyeksi beras organik tersebut sebagai produk unggulan pertanian setempat.

Dia menambahkan beras organik itu juga merupakan salah satu produk yang dapat meningkatkan hasil pertanian itu sendiri.

"Hasil pertanian masyarakat bisa meningkat dari yang biasanya, sehingga akan berorientasi kepada peningkatan perekonomian," ujarnya.

Padang Panjang sendiri, kata Candra, saat ini bisa menghasilkan beras organik 500 kg/perminggu.

"Jumlah itu rata-rata dari setiap panen padi dari lahan pertanian organik yang ada di Padang Panjang," kata dia.

Pertanian organik khususnya beras Padang Panjang di aplikasikan dalam sejumlah program seperti pola padi tanam sebatang yang terbukti bisa meningkatkan hasil pertanian.

"Pola tanam padi sebatang juga dapat meminimalisir biaya mulai dari pembibitan, pupuk, pengairan hingga pengawasan sehingga perlu dikembangkan kepada petani," ujar dia.

Dalam penerapan pola tanam padi sebatang tersebut kata dia, umur benih yang disemai dari sembilan sampai 13 hari dan dipindahkan kelahan pertanian yang nantinya bisa dipanen setelah berumur 103 hari.

Menurut dia, hasil panen yang didapat dari pola tanam padi sebatang ini jauh lebih meningkat dari pola tanam biasanya yang mencapai 30%.

Padang Panjang sendiri memiliki lahan pertanian organik seluas 400 hektar. Sedangkan yang sudah bersertifikat baru seluas 50 hektarE.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa