Beras plastik di Bekasi dicampur beras asli



BEKASI. Kepala Bagian Pengujian Laboratorium PT Succofindo Adisam mengatakan adanya kandungan protein tinggi dalam beras yang terbukti mengandung polyvinyl chloride, bahan baku pembuatan pipa. Adisam menyebut, kemungkinan besar beras palsu tersebut telah dicampur dengan beras asli.

"Kami cek juga kandungan proteinnya. Ternyata tinggi, sampai 7,38 persen. Kalau kita lihat itu sepertinya ini di-mix. Ada beras yang bahan lain, ada juga beras asli karena masih ada kandungan proteinnya," ujar Adisam di Kantor Wali Kota Bekasi, Kamis (21/5).

PT Succofindo melakukan uji kandungan protein terhadap dua sampel beras. Satu sampel diambil dari beras milik Dewi Septiani, penjual bubur di Perumahan Mutiara Gading Timur. Dari beras tersebut, terdapat kandungan protein sebesar 7,38 persen.


Sementara itu, sampel kedua diambil dari beras yang berada di toko milik Sembiring. Berdasarkan hasil laboratorium, beras dari toko tersebut juga mengandung protein sebesar 6,76 persen. Adisam mengatakan, beras-beras plastik ini dicampur dengan beras aslinya.

Selain mengandung polyvinyl chloride, beras itu juga mengandung plastiser plastik seperti benzyl butyl phtalate (BBT), Bis 2-ethylhexyl phtalate (DEHP), dan diisononyl phtalate (DNIP). Ketiga bahan tersebut merupakan pelembut yang biasa digunakan bersamaan dengan polyvynil clhoride. Tujuannya ialah agar pipa atau kabel mudah dibentuk. Adisam mengatakan, ketiga bahan tersebut juga digunakan untuk membuat beras yang mengandung senyawa polyvynil clhoride mirip seperti aslinya.

Informasi mengenai beras sintetis mencuat setelah salah seorang penjual bubur di Bekasi, Dewi Septiani, mengaku membeli beras bersintetis. Dewi mengaku membeli enam liter beras yang diduga bercampur dengan beras plastik. Beras tersebut dia beli di salah satu toko langganannya. Dewi memang biasa membeli beras dengan jenis yang sama di toko tersebut seharga Rp 8.000 per liter. Keanehan dari beras tersebut dia rasakan setelah mengolahnya menjadi bubur. (Jessi Carina)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie