Beras Sumbang Inflasi Lagi, Bapanas Siapkan Langkah Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beras kembali mengalami inflasi setelah sebelumnya mengalami deflasi pada April dan Mei 2024. 

Badan Pusat Statistik (BPB) mencatat tingkat inflasi beras pada Juli 2024 mencapai 0,94% secara bulanan atau (MtM) dan andil inflasi beras terhadap keseluruhan inflasi adalah sebesar 0,04% MtM. 

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi memastikan inflasi dapat ditekan usai pemerintah melalui Bulog kembali menyalurkan bantuan pangan beras yang dimulai pada awal Agustus ini. 


"Bulog pun ada penugasan tambahan penyerapan beras produksi dalam negeri 600 ribu ton sampai akhir tahun untuk intervensi," kata Arief melalui keterangan tertulisnya, Minggu (4/8). 

Baca Juga: Harga Beras Naik, Bulog Beberkan Penyebabnya

Selain itu, pemerintah bersama Perum Bulog masih terus melaksanakan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras. Hingga akhir Juli, realisasi SPHP beras telah mencapai 922 ribu ton dengan saluran penjualan ke pengecer, distributor, pemerintah daerah, BUMN, dan lainnya. 

Di sampaing itu, program andalan pemerintah lainnya adalah Gerakan Pangan Murah (GPM). Jumlah GPM di tahun ini semakin mengalami eskalasi yang signifikan. Dari Januari sampai awal Agustus ini telah terlaksana 6.116 kali di 477 kabupaten/kota.

"Capaian GPM di semester pertama 2024 ini, telah jauh melebihi capaian di tahun sebelumnya di 1.591 kali," ungkapnya. 

Baca Juga: Akui Harga Tinggi, Bapanas Sebut di Tingkat Petani Cabai Rawit Tembus Rp 65 Ribu/kg

Selain beras, upaya stabilisasi harga pangan pokok lainya juga terus dilakukan. Misalnya dalam menjaga harga telur dan ayam, 

Saat ini, pemerintah terus mengguyur bantuan pangan penanganan stunting dengan paket ayam dan telur yang dikerjakan ID FOOD. Durasi penyelesaian program pun telah diperpanjang sampai Oktober. 

"Adapun data pantuan panarealisasi per 29 Juli telah disalurkan paket pangan kepada 295 ribu penerima di wilayah Jawa Barat. Ini telah menyentuh 73,1 persen dari target salur di Jawa Barat yang sejumlah 403 ribu," ucap Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih