BANGKOK. Harga beras Thailand kemungkinan naik 10% setelah panenan di Pakisran dan China rusak. Tak ayal, permintaan beras Thailand pun meningkat dan ujung-ujungnya mengerek harga beras Negeri Gajah Putih. Office of Agricultural Economics Thailand Apichart Jongskul menghitung, harga beras putih untuk jenis 100% grade-B, benchmark beras Asia, kemungkinan naik sekitar US$ 40 hingga US$ 50 per metrik ton dari yang ada saat ini. Menurut catatan mingguan para eksportir, harga beras per 1 September 2010 US$ 494 per ton. Pengiriman beras dari Pakistakn, suplier beras terbesar ketiga, kemungkinan anjlok setelah banjir dahsyat di kawasan itu. Sementara itu, panenan padi China juga diperkirakan menyusut. Dengan kondisi ini, harga beras yang menanjak pun akan menyapu seluruh Asia. Lebih lanjut lagi, rusaknya panenan di China dan Pakistan akan memaksa pembeli untuk memburu beras Thailand. Padahal, panenan di sejumlah wilayah Thailand juga sedikit turun mulai Oktober depan karena kekeringan yang berkepanjangan. Menurut Thai Rice Exporters Association, harga beras saat ini sudah naik dari level terendahnya pada 21 Juli 2010 lalu yang hanya US$ 458. Besok Rabu (8/9), asosiasi akan membeberkan data terbarunya. "La Nina, yang menggerojokkan lebih banyak curah hujan, akan meningkatkan cadangan sumber air, dan menguntungkan untuk penanaman di bulan November dan Desember," kata Apichart. Produksi beras Thailand yang belum digiling mulai Oktober mendatang kemungkinan mencapai 31,3 juta ton; sedikit lebih tipis ketimbang periode tahun beras tahun ini yang mencapai 31,5 juta ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Beras Thailand jadi perburuan
BANGKOK. Harga beras Thailand kemungkinan naik 10% setelah panenan di Pakisran dan China rusak. Tak ayal, permintaan beras Thailand pun meningkat dan ujung-ujungnya mengerek harga beras Negeri Gajah Putih. Office of Agricultural Economics Thailand Apichart Jongskul menghitung, harga beras putih untuk jenis 100% grade-B, benchmark beras Asia, kemungkinan naik sekitar US$ 40 hingga US$ 50 per metrik ton dari yang ada saat ini. Menurut catatan mingguan para eksportir, harga beras per 1 September 2010 US$ 494 per ton. Pengiriman beras dari Pakistakn, suplier beras terbesar ketiga, kemungkinan anjlok setelah banjir dahsyat di kawasan itu. Sementara itu, panenan padi China juga diperkirakan menyusut. Dengan kondisi ini, harga beras yang menanjak pun akan menyapu seluruh Asia. Lebih lanjut lagi, rusaknya panenan di China dan Pakistan akan memaksa pembeli untuk memburu beras Thailand. Padahal, panenan di sejumlah wilayah Thailand juga sedikit turun mulai Oktober depan karena kekeringan yang berkepanjangan. Menurut Thai Rice Exporters Association, harga beras saat ini sudah naik dari level terendahnya pada 21 Juli 2010 lalu yang hanya US$ 458. Besok Rabu (8/9), asosiasi akan membeberkan data terbarunya. "La Nina, yang menggerojokkan lebih banyak curah hujan, akan meningkatkan cadangan sumber air, dan menguntungkan untuk penanaman di bulan November dan Desember," kata Apichart. Produksi beras Thailand yang belum digiling mulai Oktober mendatang kemungkinan mencapai 31,3 juta ton; sedikit lebih tipis ketimbang periode tahun beras tahun ini yang mencapai 31,5 juta ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News