Beras Thailand segera datang Desember 2011 nanti



JAKARTA. Kepastian pemerintah Thailand menjual beras ke Indonesia terjawab sudah. Direktur Utama Badan Usaha Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso mengungkapkan, Thailand akan mengirimkan beras pada Desember 2011 mendatang.Sutarto menjelaskan, pemerintah Thailand sudah berniat mengirimkan beras itu namun keinginan itu tertunda akibat banjir besar yang melanda negeri Gajah Putih tersebut. Menurutnya, Thailand akan segera mengapalkan beras sesuai komitmen awal dengan pemerintah Indonesia sebesar 300.000 ton.Pembelian beras dari Thailand sempat terhambat lantaran masalah harga. Pemerintah Thailand meminta harga beras yang lebih tinggi dibandingkan dengan komitmen awal dengan pemerintah Indonesia. Akibat perbedaan harga ini, pemerintah mencari alternatif lain yakni mengimpor beras dari Vietnam dan India. Impor ini dilakukan untuk memastikan stok beras nasional sebesar 1,5 juta ton pada akhir 2011 ini. Bulog telah sepakat mengimpor beras dari India sebanyak 250.000 ton yang akan masuk bertahap mulai akhir tahun ini. "Bulog tidak mau bergantung dengan Thailand karena mereka lama memberikan kepastian ekspor berasnya. Jadi kami juga ambil dari India," katanya, Selasa (29/11).Impor beras ini sendiri ditentang pemerintah daerah yang menjadi lumbung beras nasional. Salah satunya Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Menanggapi penolakan itu, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, pemerintah daerah harus melihat impor beras ini sebagai kepentingan nasional. Dia berharap penolakan itu tidak mempersulit Bulog dalam menyalurkan beras miskin. Selain itu, Rusman mengatakan, impor beras ini untuk menjaga gejolak harga di berbagai daerah. "Ketika petani juga tidak punya beras, Bulog juga tidak ada yang lain kecuali dari impor," tegasnya.Cuma, Rusman berjanji akan menjaga beras impor tidak akan masuk ke pasar saat masa panen raya tiba untuk menjaga harga. Dalam kondisi musim seperti saat ini, Rusman mengatakan impor beras untuk memperkuat cadangan beras pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can