JAKARTA. PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) cukup kelimpungan dengan penurunan permintaan batubara dari China yang menyebabkan kinerjanya terpangkas. Untuk menyiasatinya, Berau berencana mengembangkan pemasaran batubara ke Asia Tenggara. Direktur Utama BRAU Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan, ekspor batubara Berau ke China sepanjang tahun 2012 terus turun, hingga kini hanya mencapai kurang dari 45% dari total ekspor perusahaan. Padahal, Berau mengekspor hampir seluruh produksinya, dan sebagian besar untuk pasar China.Maka, perusahaan hendak mengalihkan ekspornya ke pasar negara tetangga. "Selain kembali mengembangkan pemasaran di Thailand, kami juga akan mengembangkan diversifikasi pasar ke negara ASEAN seperti Filipina, Vietnam dan Malaysia," kata Rosan. Namun Rosan mengungkapkan, perseroan saat ini masih memiliki kontrak penjualan jangka panjang ke negara Taiwan, India, Hongkong dan Indonesia. "Dan masih berjalan dengan baik," imbuhnya. Pada tahun depan, Rosan mengatakan bahwa BRAU akan menaikkan produksinya menjadi 23,5 juta ton dengan target penjualan 23 juta ton. "Sedikit naik dibanding produksi BRAU tahun 2012 yang sebesar 21 juta ton," jelasnya.
Berau alihkan ekspor dari China ke ASEAN
JAKARTA. PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) cukup kelimpungan dengan penurunan permintaan batubara dari China yang menyebabkan kinerjanya terpangkas. Untuk menyiasatinya, Berau berencana mengembangkan pemasaran batubara ke Asia Tenggara. Direktur Utama BRAU Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan, ekspor batubara Berau ke China sepanjang tahun 2012 terus turun, hingga kini hanya mencapai kurang dari 45% dari total ekspor perusahaan. Padahal, Berau mengekspor hampir seluruh produksinya, dan sebagian besar untuk pasar China.Maka, perusahaan hendak mengalihkan ekspornya ke pasar negara tetangga. "Selain kembali mengembangkan pemasaran di Thailand, kami juga akan mengembangkan diversifikasi pasar ke negara ASEAN seperti Filipina, Vietnam dan Malaysia," kata Rosan. Namun Rosan mengungkapkan, perseroan saat ini masih memiliki kontrak penjualan jangka panjang ke negara Taiwan, India, Hongkong dan Indonesia. "Dan masih berjalan dengan baik," imbuhnya. Pada tahun depan, Rosan mengatakan bahwa BRAU akan menaikkan produksinya menjadi 23,5 juta ton dengan target penjualan 23 juta ton. "Sedikit naik dibanding produksi BRAU tahun 2012 yang sebesar 21 juta ton," jelasnya.