Ekspansi adalah harga mati bagi pebisnis ulung. Kendati dunia properti Australia tengah terancam bubble, John Van Lieshout tak gentar berekspansi. Malahan, lahan bisnis properti kini semakin meluas. Berawal dari mengelola perkantoran dan pusat perbelanjaan, Lieshout kini tengah asyik bermain di bisnis resor dan hunian lewat bendera usaha Unison Projects. Masih memegang prinsip anti-berutang, Lieshout tak kehabisan akal berekspansi. Pebisnis properti berusia 67 tahun ini memutar pendapatan tetap hasil sewa ruang perkantoran dan pusat perbelanjaan. Maklum, di awal terjun ke bisnis properti, gedung komersil dan ritel menjadi fokus bisnis Unison.
Saat ini, ada sejumlah portfolio properti yang menjadi tulang punggung Unison. Misalnya, gedung perkantoran Village Greater Union Hoyts Centre dan 20Hunter Street. Lieshout membeli dua gedung ini senilai US$ 200 juta di akhir tahun 2009 silam. Sukses di bisnis gedung komersil, Lieshout juga membeli pusat perbelanjaan milik GPT Group di Brisbane senilai US$ 100 juta. Lieshout melakukan pembelian ini dengan menggunakan dana hasil penjualan jaringan Super A-Mart. Lieshout mendapatkan dana A$ 500 juta dari penjualan jaringan toko furnitur tersebut. Nah, Lieshout kembali menggunakan resep yang sama untuk menuai keuntungan di lahan bisnis baru. Setelah pendapatan berkelanjutan (recurring income) dari properti komersil dan ritel membesar, Lieshout masuk ke properti resor dan hunian.Di tahun 2012, Unison mencaplok kawasan resor di Noosa, pulau wisata populer di sebelah Tenggara Queensland, Australia. Lieshout mengakuisisi kawasan ini bermodalkan uang US$ 38 juta dari pengembang sebelumnya. Di tangan Lieshout, Unison bakal mengembangkan pulau tersebut menjadi kawasan resor bertajuk Seahaven Resort Noosa. Total proyek resor ini ditaksir senilai A$ 80 juta dengan luas mencapai 5.000 meter persegi. Selanjutnya, di bisnis hunian rumah tinggal, Unison membidik pasar kelas tajir Negeri Kangguru. Tahun ini, Unison membangun perumahan mewah Parkvue di Oxley, Brisbane. Proyek anyar ini bernilai A$ 43 juta. Saat ini, Unison juga tengah membangun town house super mewah dengan sentuhan resor.
Yakni perumahan Greens Road Griffin senilai A$ 29 juta. Tak pelak, Forbes mendaulat Lieshout masuk dalam deretan miliarder Australia. Kekayaan imigran Belanda ini mencapai US$ 1 miliar di Maret 2013 lalu. Berdasarkan
www.brw.com.au, takdir Lieshout berubah drastis saat menjejakkan kaki pertama kali di Australia pada tahun 1960. Kala itu, umur Lieshout baru 14 tahun. Lieshout mendarat di benua Kanguru bersama orang tua dan 12 saudaranya. Tiba di Australia, Lieshout mengawali karier dengan bekerja sebagai bongkar muat truk buah di Brisbane. Karier Lieshout dalam dunia kerja berlanjut. Dia bekerja di divisi pengiriman toko furnitur. Dari pekerjaan ini, Lieshout berhasil mengumpulkan hasil kerja kerasnya hingga A$ 2.000. Uang inilah yang menjadi awal mula Lieshout memulai kerajaan bisnisnya. Di tahun 1970, Lieshout bersama rekannya, John Pilkington mulai membangun A Mart-Furniture di Brisbane. Selama lebih dari 25 tahun terjun di bisnis properti, Lieshout memegang teguh prinsip anti-berutang. Selain berstatus pengusaha, Lieshout pernah dikaitkan dengan dunia politik yakni pada pemilihan walikota Tweed. Kala itu, kakak kandung John Van Lieshout menjadi calon walikota Tweed. Lieshout dikhwatirkan memonopoli bisnis properti Tweed.
Editor: Dessy Rosalina