Berawal dari hobi jalan, miliaran rupiah di tangan



SIAPA bilang bisnis dan hobi tak bisa berjalan berbarengan? Beberapa orang telah membuktikan keduanya bisa berjalan seirama, bahkan saling mendukung. Tengok saja yang dilakoni Suluh Pratitasari, pebisnis di Yogyakarta. Ia mampu menjadikan hobi traveling menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan.Di bawah bendera usaha Matatours, perempuan yang akrab disapa Tita ini mampu meraup omzet hingga miliaran rupiah dalam setahun. Sejatinya, ide bisnis itu berawal dari hobi jalan-jalan yang sudah dilakoni Tita sejak kecil. Ia pernah bergabung dalam organsisasi Pramuka. Dari situ, jiwa petualangnya muncul, dan semakin getol bertualang hingga duduk di bangku kuliah. Apalagi, ia mengambil jurusan Antropologi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang mengharuskan ia mengunjungi banyak tempat, terutama di daerah pedalaman.Selepas kuliah, Tita semakin rajin berjalan-jalan khususnya dengan gaya backpacking. Ia pun mulai tertarik membuka usaha yang tak terlepas dari hobinya itu. Pada 2001, ia merintis usaha media promotion dengan membuat corporate newsletter. “Berkat usaha itu, saya bisa keliling Indonesia karena harus mewawancarai konsumen di pelosok Indonesia,” kisah perempuan kelahiran Yogyakarta, 42 tahun silam ini.Lantas, pengalaman jalan-jalan itu ia dituangkan pula dalam blog pribadinya. Nama Tita sebagai solo traveller pun lantas naik daun karena ia menerbitkan buku berjudul “Tales from the Road” pada 2009 dan “Eurotrip Safe & Fun” pada 2010. Kedua buku yang berisi kumpulan cerita perjalanan Tita itu menginspirasi banyak orang. Ia pun kebanjiran permintaan untuk mengorganisir perjalanan, khususnya ke Eropa. “Awalnya saya tolak, tapi saking banyaknya, saya luluh dan mulai organisir trip pertama ke Eropa tahun lalu,” kenangnya. Inilah awal berdirinya Matatours.Tita menekankan konsep backpacking yang diusung Matatours bukanlah bepergian dengan biaya murah. Ia memaknai backpacking sebagai kegiatan mengeksplorasi suatu tempat semaksimal mungkin. Makanya, ia menolak jika disebut sebagai agen perjalanan, melainkan tour organizer.Selama ini, Tita yang menentukan destinasi perjalanan. Sekitar enam bulan sebelum melakukan perjalanan, ia akan mengumumkan destinasi dan syarat untuk peserta melalui jejaring sosial facebook. Tiga bulan kemudian, ia menutup pendaftaran dan mulai memberikan konsultasi pada para peserta. “Setiap destinasi yang saya tentukan adalah tempat-tempat yang saya kenal betul, sehingga saya bisa mengajari peserta tur bagaimana menjelajahi tempat yang baru bagi mereka,” tuturnya.Tahun lalu, Matatours mengadakan belasan perjalanan, 10 di antaranya trip ke Eropa. Sisanya ke tempat-tempat di Asia, termasuk Bali, Kalimantan, dan Sumatera Utara. Ia mematok biaya Rp 1,5 juta hingga Rp 35 juta untuk berbagai trip tersebut.Tak heran, sepanjang 2012, Matatours memeraup omzet Rp 1 miliar. Ia optimistis, bisa meraup omzet lebih besar tahun ini. Pasalnya, hingga semester 1 2013 saja ia sudah mengantongi omzet Rp 1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini