KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbagai kebijakan, baik yang dibuat oleh pemerintah Indonesia maupun negara tujuan ekspor, menggerus ekspor rumput laut di tahun 2017. "Volume penjualan rumput laut tahun 2017 turun dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Safari Azis, Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) kepada Kontan.co.id, Minggu (7/1). Merosotnya penjualan rumput laut itu diungkapkan Azis akibat berbagai kebijakan. Azis bilang kebijakan pemerintah mengenai larangan ekspor bahan baku menjegal ekspor rumput laut.
Rumput laut merupakan bahan baku yang digunakan dalam campuran berbagai makanan. Oleh karena itu ekspor rumput laut ikut terdampak kebijakan tersebut. Rencana pemerintah yang ingin mengembangkan ekspor barang jadi sehingga memiliki nilai tambah berpengaruh bagi industri. Azis bilang industri pembeli menjadi lebih menahan dalam membeli bahan baku. "Kebijakan tersebut berpengaruh bagi industri menjadi lebih menunggu, industri membeli bila sudah kehabisan bahan baku," terang Azis. Sementara pasar global menunggu, pasar dalam negeri masih menyerap dalam ukuran kecil. Azis bilang pasar dalam negeri hanya menyerap 20% hasil produksi rumput laut nasional. Kurangnya serapan dalam negeri akibat masih belum banyaknya penggunaan rumput laut. Bahan campuran untuk membuat makanan kenyal di Indonesia masih lebih banyak menggunakan gelatin hewan atau kimia. Melihat dampak tersebut, Azis bilang bahwa pemerintah perlu berunding dengan industri terkait pembuatan kebijakan. Guna meningkatkan penjualan rumput laut, pemerintah perlu mempersiapkan investasi industri pengolahan sebelum berencana membatasi ekspor bahan baku.
Selain kebijakan dalam negeri mengenai larangan ekspor bahan baku, kebijakan negara tujuan ekapor pun ikut menghambat ekspor rumput laut Indonesia. Rencana
delisting makanan olahan hasil rumput laut, karagenan, sebagai makanan organik juga mempengaruhi ekspor. "Dampak kebijakan
delisting karagenan dari bahan makanan organik juga menekan ekspor," jelas Azis. Meski volume ekspor turun, Azis meyakini nilai ekspor rumput laut menyamai pencapaian tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan harga yang tinggi bagi komoditas rumput laut. Rumput laut yang sebelumnya dihargai Rp 8.000 per kilogram (kg) naik menjadi Rp 20.000 per kg. Baiknya harga juga diungkapkan oleh Farid Ma'ruf, Ketua Komisi Rumput Laut Indonesia. Farid bilang turunnya ekspor akibat kebutuhan berkurang. "Harga tahun 2017 lebih bagus dibandingkan tahun sebelumnya," ungkap Farid. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati