KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan dagang antara India dan Amerika Serikat mengalami percepatan signifikan menjelang musim gugur 2025. Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa negosiasi tarif dengan India “berjalan sangat baik” dan menekankan keyakinannya bahwa kesepakatan perdagangan akan segera terwujud. Hal ini menjadi tonggak penting dalam dinamika geopolitik dan ekonomi internasional, terutama di tengah eskalasi perang dagang AS dengan China dan negara lainnya.
Negosiasi Strategis: Dari Tarif Balasan ke Peluang Perdagangan
Klausul MFN dan Konsesi Proaktif: Komitmen Serius dari India
India dikabarkan akan menawarkan klausul “forward most-favoured-nation” (MFN)—sebuah langkah langka yang memberikan jaminan bahwa AS akan mendapat perlakuan tarif terbaik yang diberikan India kepada negara mana pun di masa mendatang. Klausul MFN ke Depan: Memberikan AS jaminan tidak akan tertinggal dalam akses tarif, bahkan jika India menjalin kesepakatan lebih baik dengan negara lain di kemudian hari. India juga telah menunjukkan komitmen serius dengan memberikan sejumlah konsesi awal, termasuk:- Penurunan tarif dari 30%–100% menjadi 0%–5% untuk:
- Daging beku asal AS
- Produk pertanian seperti ikan, unggas, buah, dan jus
- Kesediaan membahas sektor sensitif seperti pertanian dan peralatan militer pada fase kedua negosiasi
- Penawaran tarif preferensial segera untuk 90% dari total 12.000 pos tarif
Permintaan Balik India: Prioritas Sektor Padat Karya dan Rantai Pasok Strategis
Sebagai imbal balik dari konsesi tersebut, India mengajukan permintaan kepada AS untuk memberikan perlakuan tarif yang lebih baik pada sektor-sektor berikut:- Tekstil dan produk garmen
- Mainan dan produk kulit
- Perhiasan dan komponen otomotif
- Barang rekayasa industri seperti peralatan dan komponen mesin
- Farmasi, sebagai bagian dari target India menjadi mitra utama dalam rantai pasok global yang sebelumnya didominasi Tiongkok