JAKARTA. Bisnis rumah sakit semakin lama semakin menggiurkan. Maklum, potensi bisnis dari layanan kesehatan ini memang menggiurkan. Menurut hitungan dari Ketua Bidang Pendidikan dan Kesehatan, Kamar Dagang Indonesia (Kadin), James Riady yang juga sebagai petinggi Grup Lippo sekaligs pemilik Rumah Sakit Siloam dari total nilai ekonomi Indonesia yang saat ini US$ 1 triliun, sekitar 2,5% atau setara US$ 25 miliar untuk biaya kesehatan. Nah, ia mengklaim porsi biaya kesehatan dalam beberapa tahun ke depan bisa membengkak hingga 10%. "Ini pertumbuhan yang luar biasa," kata James beberapa waktu lalu.
Faktor inilah yang membuat pebisnis rumah sakit giat berbenah diri supaya tetap dilirik konsumen. Salah satunya adalah PT Sarana Mediatama Metropolitan Tbk (SEMA), pengelola rumah sakit Omni. Tahun ini, Sarana Mediatama berencana bakal membenahi kinerja rumah sakit yang ada. Saat ini, perusahaan ini mengelola dua rumah sakit yaitu Omni Hospital Pulomas yang berlokasi di Jakarta Timur dan Omni Hospital Alam Sutera di Alam Sutera, Serpong Tangerang Selatan. Supaya lancar, Sarana Mediatama berencana mengeluarkan belanja modal antara Rp 100 miliar sampai Rp 140 miliar pada tahun ini. "Harapannya bisa meraih pencapaian yang lebih tinggi sehingga mendapat kontribusi lebih besar dari layanan kesehatan," katanya saat paparan publik, Jumat (30/5). Sekitar 40% dari total belanja modal bakal Sarana Mediatama pakai untuk pembeliat peralatan medis serta membentuk pusat kesehatan. Khusus untuk pusat kesehatan, Omni berencana mendirikan pusat kesehatan khusus pria (Men Centre) serta Kemo Centre. Sebelumnya, rumah sakit ini sudah memiliki Woman Centre, pusat kesehatan yang khusus menangani kesuburan bagi kaum hawa. Sedangkan sisanya, 60%, untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia serta pemeliharaan bangunan rumah sakit. Maklum, sebagai bisnis layanan, peran tenaga kerja serta kelayakan bangunan di bisnis rumah sakit menjadi salah satu hal yang perlu mendapat perhatian. Harus terus investasi Sedangkan Grup Ciputra punya strategi khusus untuk mengembangkan bisnis ini. Perusahaan properti ini bakal menempatkan rumah sakit kelolaannya yang berlabel Ciputra Hospital dalam kawasan proyek properti milik kelompok usaha ini. "Biasanya kami diberikan lahan tersendiri untuk proyek ini," kata Tulus Santoso, Sekretaris Korporat Grup Ciputra ke KONTAN.
Supaya tidak kalah bersaing dengan pebisnis lain, Ciputra punya strategi khusus. Yaitu Ciputra Hospital yang berpredikat sebagai rumah sakit umum bakal difokuskan menjadi rumah sakit ibu dan anak (RSIA). Hal ini demi menyesuaikan segmen pasar yang dituju. Yaitu para penghuni yang berada di kawasan perumahan Ciputra. Selain itu, keberadaan Ciputra Hospital juga untuk menambah fasilitas di proyek perumahan Ciputra. Saat ini Ciputra Hospital baru ada di Citra Raya, Tangerang. Dan segera menyusul di Garden City Jakarta dan Citraland Banjarmasin. Pemilik Group Mayapada sekaligus pemilik Mayapada Hospital, Tahir, menilai, meski bisnis rumah sakit menjanjikan, toh, bisnis ini harus terus kerap berinvestasi untuk meningkatkan layanan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon