JAKARTA. Pemerintah akan menurunkan porsi kepemilikan ritel dalam surat berharga negara (SBN) tahun depan. Langkah itu dilakukan agar penerbitan SBN lebih efisien. Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Robert Pakpahan mengatakan, tahun depan, pihaknya hanya akan menerbitkan dua kali SBN ritel, yaitu Obligasi Ritel (ORI) dan sukuk ritel (Sukri). Sementara saving bond ritel (SBR) dan sukuk tabungan yang baru pertama diterbitkan tahun ini, tidak akan diterbitkan. Menurut Robert, SBN ritel membutuhkan biaya cukup besar, namun meningkatkan inklusi keuangan, mengingat jenis inilah yang hanya bisa dibeli masyarakat. "Tapi kami menimbang cost-nya," katanya usai Investor Gathering di The Westin Hotel Jakarta, Kamis (24/11). Di 2017, masih terbuka kemungkinan penerbitan SBR dan sukuk tabungan.
Berbiaya tinggi, SBN ritel dikurangi
JAKARTA. Pemerintah akan menurunkan porsi kepemilikan ritel dalam surat berharga negara (SBN) tahun depan. Langkah itu dilakukan agar penerbitan SBN lebih efisien. Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Robert Pakpahan mengatakan, tahun depan, pihaknya hanya akan menerbitkan dua kali SBN ritel, yaitu Obligasi Ritel (ORI) dan sukuk ritel (Sukri). Sementara saving bond ritel (SBR) dan sukuk tabungan yang baru pertama diterbitkan tahun ini, tidak akan diterbitkan. Menurut Robert, SBN ritel membutuhkan biaya cukup besar, namun meningkatkan inklusi keuangan, mengingat jenis inilah yang hanya bisa dibeli masyarakat. "Tapi kami menimbang cost-nya," katanya usai Investor Gathering di The Westin Hotel Jakarta, Kamis (24/11). Di 2017, masih terbuka kemungkinan penerbitan SBR dan sukuk tabungan.