Berbicara dengan Zelenskiy, Trump Berjanji akan Akhiri Perang Ukraina-Rusia



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Calon Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump mengatakan dalam sebuah postingan di Truth Social bahwa ia melakukan percakapan yang sangat baik pada hari Jumat (19/7/2024), dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. 

Dalam percakapannya itu, Trump berjanji untuk mengakhiri perang antara Kyiv dan Moskow melalui negosiasi.

Mengutip Reuters, Zelenskiy juga melaporkan percakapannya dengan Trump dan menyatakan terima kasih atas bantuan militer AS. 


Namun dia tidak menyebutkan dalam postingan di platform media sosial X tentang upaya mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 28 bulan tersebut.

Trump mengatakan dia akan mengakhiri perang di Ukraina bahkan sebelum dia menjabat pada bulan Januari jika dia memenangkan pemilu pada tanggal 5 November 2024. 

Dia juga mengatakan bahwa jika dia yang menjabat saat Kremlin mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, perang tidak akan terjadi.

Dalam postingan Truth Social-nya, Trump mengatakan, sebagai presiden dia akan membawa perdamaian ke dunia dan mengakhiri perang yang telah memakan banyak korban jiwa.

“Kedua belah pihak akan bisa bersatu dan menegosiasikan kesepakatan yang mengakhiri kekerasan dan membuka jalan menuju kemakmuran,” kata Trump.

Baca Juga: Rusia Naikkan Tarif Impor untuk Barang Konsumsi dari Negara-Negara Tak Bersahabat

Meskipun Trump hanya mengajukan sedikit usulan kebijakan yang nyata, ia mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara tahun lalu bahwa Ukraina mungkin harus menyerahkan sebagian wilayahnya untuk mencapai perjanjian damai.

Dalam postingannya, Zelenskiy mengatakan dia mengucapkan selamat kepada Trump karena telah menjadi calon dari Partai Republik dan mengutuk upaya pembunuhan terhadapnya pekan lalu.

“Saya mendoakan dia mendapat kekuatan dan keselamatan mutlak di masa depan,” kata Zelenskiy.

“Saya mencatat dukungan bipartisan dan bikameral Amerika yang penting untuk melindungi kebebasan dan kemerdekaan bangsa kita,” lanjutnya.

Ukraina, katanya, akan selalu berterima kasih kepada Amerika Serikat atas bantuannya dalam memperkuat kemampuan mereka dalam melawan teror Rusia. 

Zelenskiy menolak negosiasi apa pun dengan Rusia untuk mengakhiri konflik selama pasukan Rusia tetap berada di Ukraina.

Presiden Ukraina telah mengusulkan sebuah rencana perdamaian, yang sekali lagi disampaikan pada “pertemuan puncak dunia” bulan lalu di mana Rusia tidak diundang, yang menyerukan penarikan pasukan Rusia dan pemulihan perbatasan Ukraina pasca-Soviet pada tahun 1991.

Baca Juga: Pejabat Rusia: Bergabungnya Ukraina ke NATO Berarti Perang!

Pasukan Rusia menduduki sekitar 20% wilayah Ukraina. Pasukan Moskow telah memperoleh kemajuan tambahan di bagian timur negara itu sepanjang 1.000 km (600 mil) sejak merebut kota utama Avdiivka pada bulan Februari.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie