KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tabungan tak lagi dianggap sebagai alat untuk memupuk kekayaan. Maklum, bunga yang ditawarkan oleh perbankan untuk produk tabungan memang mini dan susah mengejar pertumbuhan inflasi. Belum lagi ada berbagai biaya administrasi bulanan yang harus dibayarkan oleh nasabah. Ekonom dan Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai saat ini tabungan umumnya bukan lagi untuk investasi.
“Ini bagus sudah seperti negara-negara maju. Justru ini akan mengurangi mental berburu rente. Bunga tabungan yang rendah akan mendorong turunnya suku bunga kredit yang lebih rendah. Pada akhirnya akan mendorong naiknya investasi,” ujar Piter kepada Kontan.co.id, Rabu (21/7). Ia menambahkan, bila ingin mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi, uang harus ditempatkan ke instrumen investasi bukan ditabung.
Baca Juga: Mengenal Money Parenting yang Penting Diterapkan kepada Anak “Meskipun tidak lagi memberikan return yang tinggi tabungan tetap akan meningkat. Karena tabungan lebih ditujukan untuk transaksi dan berjaga-jaga atau dana darurat,” tambahnya. Perencana Keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto juga menilai tabungan bank sekarang bukan untuk meningkatkan aset. Tapi untuk pengganti dompet atau sekadar transaksional saja. Terlebih dana tabungan di bawah Rp 1 juta tidak mendapatkan bunga. “Sedangkan yang bisa dikategorikan sebagai tabungan saat ini adalah deposito, karena tabungan fungsinya untuk dana cadangan saja. Jadi tabungan besarannya hanya sebesar maksimal dana cadangan saja yaitu 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan. Selebihnya harus masuk investasi,” katanya. Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan mengakui ada tren bagi nasabah prima banyak yang beralih dari deposito ke instrumen investasi seperti reksadana, surat utang ataupun produk bancassurance. Kendati demikian, tabungan CIMB Niaga masih tumbuh sekitar 11% saat ini. “Ini membuat CASA ratio bak cukup baik di sekitar 63%. Saya rasa tren ke depan masih sama seperti itu untuk tahun ini karena memang bunga deposito kurang menarik,” paparnya. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyebutkan sepanjang tahun 2021 tabungan Bank Mandiri tumbuh cukup baik setiap bulannya. Tercatat sampai dengan Juni 2021, volume Tabungan Bank Mandiri tumbuh sekitar 13% yoy. “Selain itu, dari sisi pertumbuhan rekening juga mengalami peningkatan signifikan sebesar sekitar 15% secara yoy. Pertumbuhan rekening ini salah satunya didukung oleh upaya optimalisasi Bank Mandiri khususnya melalui penawaran di kantor cabang dan Agen Bank Mandiri,” ungkap Rudi.
Baca Juga: Saham-saham berfundamental solid masih terkoreksi, bisa jadi momentum untuk akumulasi Ia melihat terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah dalam menabung di Bank Mandiri. Pertama, sebagai alternatif investasi, baik dalam bentuk deposito maupun dalam bentuk transaksi investasi di pasar modal. Kedua, selama masa pandemi Covid-19 terdapat banyak masyarakat terutama pebisnis yang cenderung mengambil sikap wait and see selama ketidakpastian dampak dari pandemi sehingga dana untuk bisnis masih disimpan di Bank.
“Ketiga, untuk transaksi kebutuhan sehari-hari, dikarenakan keterbatasan mobilitas terutama di masa PPKM, Bank dituntut untuk dapat memberikan kemudahan bagi nasabah penabung dalam melaksanakan transaksinya,” jelasnya. . Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Bank Mandiri melaksanakan berbagai penyesuaian termasuk pengembangan digital. Melalui aplikasi Livin’ by Mandiri, Bank Mandiri fokus untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah penabung dalam melaksanakan transaksinya dari mana saja, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk kebutuhan bisnisnya. “Kami memperkirakan tren tabungan di Bank Mandiri akan terus tumbuh baik setiap bulannya, sejalan dengan pertumbuhan market perbankan secara nasional. Strategi kami adalah menawarkan banyak kelebihan dari produk Tabungan yang ditawarkan, akses channel multi transaksi, serta program loyalty Livinpoin yang dapat dinikmati nasabah serta bekerjasama dengan partner strategis,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi