Berburu batu akik di Pasar Devris (1)



Saat ini, fenomena batu akik sedang menjadi tren di mana-mana. Tak terkecuali di Kota Bogor, Jawa Barat. Di kota hujan ini, Anda bisa menemukan pusat pembuatan dan penjualan batu akik yang berlokasi di Pasar Devris. Tepatnya di Jalan Veteran, Bogor. Jaraknya tak sampai satu kilometer dari stasiun Bogor.

Sebelumnya, Pasar Devris merupakan pusat kuliner dan tongkrongan anak muda di Bogor. Pasar ini sudah ada sejak tahun 70-an. Setiap hari pusat kuliner ini diramaikan pedagang makanan.

Namun, pada 2013, para pedagang makanan itu digusur lalu dibangun Pasar Devris dengan kondisi bangunan yang lebih modern. Namun, sejak Pasar Devris direnovasi, kondisinya justru sepi pengunjung. Untuk menarik minat pengunjung, akhirnya Pemerintah Kota Bogor menjadikan pasar tersebut sebagai sentra penjualan batu akik.


Sentra batu akik ini baru diresmikan awal Januari lalu. Selain ingin meramaikan Pasar Devris, pembentukan sentra ini juga bertujuan untuk menyatukan para pedagang batu akik di Bogor. Dengan begitu, mereka tidak lagi berjualan di pinggir jalan.

Langkah Pemerintah Kota Bogor ini mendapat sambutan positif dari para pedagang batu akik. Sayangnya, Pemerintah Kota Bogor hanya menyediakan 40 kios buat pedagang batu akik.

"Padahal, jumlah pedagang batu akik di Bogor ada ratusan. Saya rasa di sini bisa menampung semua penjual, kalau memang tujuannya untuk sentra batu akik," kata Tema Jayakusuma, pedagang batu akik di Pasar Devris.

Saat KONTAN menyambangi pasar tersebut, terlihat spanduk bertuliskan "Pusat Penjualan Batu Akik Terbesar di Bogor". Pusat penjualan batu akik sendiri terdapat di lantai dua. Kondisinya cukup ramai pengunjung.

Untuk menarik minat pembeli, para pedagang memamerkan dagangannya dengan berbagai cara. Ada yang menyusunnya dalam etalase dan ada yang menatanya di atas meja. Tema mengaku sudah menjajakan batu akik sejak tahun 2011. "Kalau dulu itu jualnya dari mulut ke mulut. Karena ini pemerintah buka, saya coba saja," jelasnya.

Tema menjual berbagai macam batu akik, seperti akik bacan, blue sapphire, blue oval, bacan palamea, hingga batu motif. Dari berbagai jenis batu akik itu, jenis bacanlah yang paling banyak dicari pembeli.

Awal jualan di Pasar Devris, Tema mengaku bisa meraup omzet sekitar Rp 7 juta per hari. Namun, belakangan penjualannya menurun. "Sekarang sehari cuma Rp 100.000. Mungkin ini pengaruh pameran batu akik sedang berlangsung di Bogor Trade Mall sampai akhir Januari ini," kata Tema.

Pedagang lainnya, Chris Ari Adiyanto, mengaku tidak merasa sepi pembeli. Pemilik Chris Owner Games Collection ini paling sedikit bisa menjual tiga batu akik sehari dengan kisaran harga di atas Rp 500.000. Ia mengaku, bisa mengantongi omzet Rp 150 juta-Rp 220 juta per bulan.  

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri