KONTAN.CO.ID - Semakin sore kawasan wisata Tanjung Aan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) kian ramai. Tentu momentum seperti ini tidak dilewatkan begitu saja oleh para pedagang di Tanjung Aan. Mereka langsung menyerbu dan mendekati pengunjung ketika datang dengan bus atau mobil. Di tengah pendekatan ke pengunjung yang agresif, terselip sedikit konflik dan duka para pedagang di Tanjung Aan. Jumailah, salah satu pedagang kain tenun mengungkapkan, dirinya terpaksa berjualan di sini karena merasa tak mendapat kesempatan berjualan di desanya, Desa Suku Sasak di Sade. "Saya lari ke sini karena persaingan di Desa Sade sengit," ujarnya. Sementara, koperasi yang menampung hasil tenun dan barang kerajinan untuk dijual bersama pada para wisatawan, nyatanya didominasi oleh segelintir orang yang berpengaruh di desa tersebut. Alhasil, warga biasa lazimnya sulit memasarkan hasil kerajinan mereka. "Biasanya yang bisa berjualan di koperasi Desa Sade itu istri-istri pemandu wisata. Mereka lebih diprioritaskan karena suaminya sendiri jadi pemandu wisata," jelasnya.
Berburu oleh-oleh di pesisir Lombok (3)
KONTAN.CO.ID - Semakin sore kawasan wisata Tanjung Aan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) kian ramai. Tentu momentum seperti ini tidak dilewatkan begitu saja oleh para pedagang di Tanjung Aan. Mereka langsung menyerbu dan mendekati pengunjung ketika datang dengan bus atau mobil. Di tengah pendekatan ke pengunjung yang agresif, terselip sedikit konflik dan duka para pedagang di Tanjung Aan. Jumailah, salah satu pedagang kain tenun mengungkapkan, dirinya terpaksa berjualan di sini karena merasa tak mendapat kesempatan berjualan di desanya, Desa Suku Sasak di Sade. "Saya lari ke sini karena persaingan di Desa Sade sengit," ujarnya. Sementara, koperasi yang menampung hasil tenun dan barang kerajinan untuk dijual bersama pada para wisatawan, nyatanya didominasi oleh segelintir orang yang berpengaruh di desa tersebut. Alhasil, warga biasa lazimnya sulit memasarkan hasil kerajinan mereka. "Biasanya yang bisa berjualan di koperasi Desa Sade itu istri-istri pemandu wisata. Mereka lebih diprioritaskan karena suaminya sendiri jadi pemandu wisata," jelasnya.