Berburu saham IPO: Ikut-ikutan sampai kejar cuan sesaat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lantai tiga Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/7) pagi penuh. Tak seperti biasanya, orang-orang dengan pakaian perlente keluar masuk Kantor Cabang Bank Mandiri di lantai tersebut.

“Di dalam ada 50 orang mas. Itu baru kloter pertama, hari ini ada sekitar 200 orang,” kata petugas keamanan yang berjaga di depan pintu kepada Kontan.co.id.

Hari ini, adalah hari kedua penawaran umum saham PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk. Satyamitra bersama Kresna Sekuritas sebagai underwriter menyelenggarakan penawaran umum ini mulai dari tanggal 1-4 Juli 2019 mendatang. Satyamitra menjadi satu dari serombongan emiten yang akan resmi melantai di bursa tahun ini.


Di antara kerumunan itu, ada seorang calon investor yang telah tunai melakukan transaksi saham Satyamitra. Perempuan yang enggan disebutkan namanya itu mengaku telah membeli beberapa lot saham Satyamitra. “Gak banyak, kok, Mas. Di bawah 10 lot aja,” kata dia.

Dia mengatakan, motivasi yang mendorongnya untuk membeli saham Satyamitra adalah belajar. Ya, dia baru pertama kali akan merealisasikan niatnya untuk berinvestasi pada instrumen saham. “Sudah lama saya penasaran untuk investasi di saham,” kata dia kepada Kontan.co.id.

Perempuan yang kira-kira berusia 28 tahun itu mengaku ia terbujuk sejawatnya yang telah lebih dahulu berinvestasi di saham. Temannya bilang bahwa saham Satyamitra memiliki prospek bagus. Meski tak dipungkiri, ia sendiri tak mengerti apa kriteria bagus atau tidaknya sebuah saham. “Tapi karena saya baru pertama kali investasi, saya gak paham. Baca prospektusnya Satyamitra saja malas,” kata dia sembari tertawa.

Ia mengaku tak terlalu berekspektasi banyak dengan aksi uji cobanya kali ini. Menurutnya, ia hanya akan terus terjebak pada rasa penasaran apabila tak segera merealisasikan niatan itu. “Biasanya kan saham emiten IPO bakal tinggi dalam beberapa hari setelahnya. Nah, setelah itu akan saya lepas saham saya,” imbuh dia.

Motivasi berbeda datang dari Nunuk Darmawan, investor lain yang rela mengantre untuk mendapatkan saham Satyamitra. Ditemani suaminya, Nunuk mengaku, niatnya membeli saham Satyamitra didasarkan pada penjamin efek emisi atau underwriter dari IPO tersebut. “Biasanya kalau sekuritasnya Kresna itu emiten bagus, Mas. Terus harga sahamnya juga naiknya bakal tinggi di kisaran 70%,” ujar Nunuk.

Nunuk menyebut dirinya merogoh duit sekitar Rp 4 juta untuk bisa menebus saham Satyamitra. Setelah itu dirinya akan menjual langsung saham Satyamitra miliknya. “Karena mumpung tinggi akan saya jual setelah beberapa hari,” ujar Nunuk.

Nunuk menghitung, dia bisa cuan hingga dua kali lipat bila kenaikan harga sahamnya sesuai dengan ekspektasi. “Kalau pun enggak sesuai (dengan hitungan), saya gak papa. Itu kerugian kecil karena saya pernah rugi sampai Rp 600 juta kok,” ujar dia.

Pada penawaran umum hari pertama kemarin, tercatat ada 270 calon investor yang meminati saham emiten packaging tersebut. “Kemarin oversubscribed 1,5 kali,” kata Octavianus Budiyanto, Direktur Kresna Sekuritas sebagai penjamin emisi efek initial public offering.

Sedangkan hari ini ada sekitar 200 calon investor yang akan membeli saham Satyamitra. Selain investor ritel, Octavianus menyebut ada beberapa institusi yang juga ikut memburu saham emiten ini. Namun Octavianus enggan menyebutkan siapa institusi tersebut. “Tidak ada penjatahan khusus untuk porsi institusi,” tandas Octavianus.

Sebagai informasi, Satyamitra melepas 1,3 miliar saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Satyamitra memasang harga penawaran sebesar Rp 193. Pada harga tersebut, Satyamitra menargetkan dana sebesar Rp 250 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati