JAKARTA. Perusahaan pengelola panas bumi, PT Geo Dipa Energi (Persero) mematok target laba naik 11 kali lipat dalam kurun waktu 4 tahun mendatang. Sedangkan untuk tahun 2012m, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor panas bumi menarget laba sebesar Rp 10 miliar. Sedangkan di tahun 2015 nanti, Geo Dipa menargetkan perolehan laba menjadi Rp 110 miliar. "Ini proyeksi yang bisa berubah karena harga listrik dari panas bumi," kata Praktimia Semiawan, Direktur Utama Geo Dipa Energi, Senin (23/5).Praktimia bilang, laba itu bersumber dari proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Dieng dan Patuha. Namun sayang, walaupun target tinggi, tetapi Praktimia mengaku masih kekurangan dana sebesar US$ 600 juta untuk mengeloah panas bumi tersebut. Kekurangan idana itu membuat perseroan tidak maksimal membuat pembangkit. Saat ini, lapangan panas bumi di Dieng, Jawa Tengah hanya bisa memproduksi 60 megawatt (mw), jauh dari potensi yang mencapai 400 mw. Hal tersebut terjadi karena baru 8 sumur sumber panas bumi dari 13 sumur yang potensial. Selain di Dieng, Geo Dipa juga sedang mengembangkan lapangan panas bumi Patuha di Ciwidey, Jawa Barat yang masih proses tender. Status PLTP Patuha Unit 1 (1x55MW) memiliki sumur produksi sebanyak 9 sumur. Geo Dipa tahun ini memiliki aset hingga Rp 2 triliun. Sebesar 33% saham Geo Dipa atau setara Rp 218,475 miliar dimiliki oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sisanya milik PT Pertamina.
Berdagang panas bumi, Geo Dipa Energi target laba Rp 110 miliar
JAKARTA. Perusahaan pengelola panas bumi, PT Geo Dipa Energi (Persero) mematok target laba naik 11 kali lipat dalam kurun waktu 4 tahun mendatang. Sedangkan untuk tahun 2012m, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor panas bumi menarget laba sebesar Rp 10 miliar. Sedangkan di tahun 2015 nanti, Geo Dipa menargetkan perolehan laba menjadi Rp 110 miliar. "Ini proyeksi yang bisa berubah karena harga listrik dari panas bumi," kata Praktimia Semiawan, Direktur Utama Geo Dipa Energi, Senin (23/5).Praktimia bilang, laba itu bersumber dari proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Dieng dan Patuha. Namun sayang, walaupun target tinggi, tetapi Praktimia mengaku masih kekurangan dana sebesar US$ 600 juta untuk mengeloah panas bumi tersebut. Kekurangan idana itu membuat perseroan tidak maksimal membuat pembangkit. Saat ini, lapangan panas bumi di Dieng, Jawa Tengah hanya bisa memproduksi 60 megawatt (mw), jauh dari potensi yang mencapai 400 mw. Hal tersebut terjadi karena baru 8 sumur sumber panas bumi dari 13 sumur yang potensial. Selain di Dieng, Geo Dipa juga sedang mengembangkan lapangan panas bumi Patuha di Ciwidey, Jawa Barat yang masih proses tender. Status PLTP Patuha Unit 1 (1x55MW) memiliki sumur produksi sebanyak 9 sumur. Geo Dipa tahun ini memiliki aset hingga Rp 2 triliun. Sebesar 33% saham Geo Dipa atau setara Rp 218,475 miliar dimiliki oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sisanya milik PT Pertamina.