Berdayakan Kopi sebagai Komoditas Unggulan Negeri



            Menyebut komoditas ekspor nonmigas, sawit dan karet barangkali muncul pertama kali. Namun, jangan salah. Ada komoditas unggulan lain dari Indonesia yang diakui di berbagai negara. Kopi. Ya, tidak banyak orang tahu bahwa Indonesia adalah negara produsen kopi terbesar keempat di dunia. Posisi Indonesia dalam produksi kopi hanya di bawah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Nilai ekspor kopi Indonesia pada 2018 bahkan mencapai lebih dari 570 juta dollar AS.

Selain ditujukan sebagai komoditas ekspor, kebutuhan biji kopi dalam negeri juga cukup tinggi. Gaya hidup masyarakat dan pertumbuhan ekonomi mendorong menjamurnya kedai-kedai kopi yang bertebaran di berbagai sudut kota di Indonesia. Biji-biji kopi ini dihasilkan dari berbagai daerah di Indonesia seperti Nanggroe Aceh Darrussalam, Bengkulu, Lampung, Bali, Toraja, Nusa Tenggara, serta Papua.

            Lampung, sebagai salah daerah penghasil biji kopi, mampu menghasilkan lebih dari 14.000 ton biji kopi yang ditujukan untuk pasar ekspor. Ekspor kopi Lampung antara lain ke sejumlah negara di Asia, Afrika, Amerika, dan Eropa seperti Belgia, Swedia, Amerika Serikat, Jerman, Yunani, India, Italia, Jepang, Malaysia, Maroko, Rusia, Singapura, Swis, Inggris, serta Afrika Selatan.


            Sayangnya, selama ini biji kopi yang diproduksi petani masih banyak yang harus melalui serangkaian proses panjang. Di antaranya melalui proses distribusi penyimpanan dalam gudang-gudang khusus, kemudian baru melalui proses ekspor. Jika eksportir kopi membeli langsung kopi dari petani, hal ini akan membantu meningkatkan harga jual biji kopi untuk petani. Dengan kata lain, hal ini akan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Upaya semacam ini perlu digalakkan dengan dukungan dari berbagai pihak.

Peran institusi keuangan

            Pada tataran yang lebih luas, kawasan Asia Tenggara menyimpan potensi ekonomi yang cukup tinggi.  Survei HSBC Navigator menyatakan, sejumlah perusahaan di kawasan Asia Tenggara mempunyai prospek perdagangan yang cerah walaupun menghadapi tantangan proteksionisme. Survei HSBC ini dilakukan di Indonesia, Vietnam, Singapura, Malaysia, dan Thailand.

            Dengan jaringan internasional dan penelusuran potensi ekonomi di Indonesia, secara khusus HSBC juga memberikan perhatian pada salah satu kawasan potensial, yaitu Lampung. HSBC melihat bahwa potensi kopi dari Lampung akan memberikan peluang ekspor yang lebih besar.

            HSBC menyediakan beragam layanan untuk pemberdayaan usaha, salah satunya adalah dukungan untuk perdagangan kopi ke tataran dunia. Sementara itu, dari Commercial Banking, HSBC menawarkan layanan trade finance, cash management, modal kerja, pinjaman dan atau project finance. Beragam fasilitas ini dapat dimanfaatkan untuk setiap nasabah yang ingin berwirausaha ataupun korporasi.

            HSBC juga memiliki platform digital HSBCnet. Dengan HSBCnet, setiap nasabah dapat mengelola cashflow usaha dan bisnis dengan lebih efektif dan efisien. Hubungi HSBC untuk mengetahui cara HSBC membantu bisnis Anda. Ubah cara berpikir baru mengenai modal kerja dan mengembangkan bisnis ke pasar internasional bersama HSBC

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Indah Sulistyorini