Berawal dari rasa khawatir akan nasib perajin batik Madura di daerahnya yang hampir gulung tikar, Uswatun Hasanah, wanita kelahiran Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura ini memutuskan untuk terjun ke bisnis warisan leluhur ini. Padahal, saat itu, profesinya adalah seorang dosen. Tapi, siapa sangka usaha yang hanya diniatkan untuk menyelamatkan nasib batik Madura dan membantu masyarakat sekitar daerahnya kini menjadi usaha yang sangat menguntungkan. Batik-batik buatan Uswatun dan komunitasnya kini bahkan sudah bisa menembus pasar ekspor ke tiga negara di Asia, yaitu Jepang, Malaysia dan China. Cerita kesuksesan Uswatun dimulai pada tahun 2011 lalu. Ketika itu para perajin batik di Desa Tanjung Bumi mulai sepi order, karena kalah bersaing dengan batik-batik impor dan batik lokal lainnya.
Berdayakan masyarakat Bangkalan lestarikan batik
Berawal dari rasa khawatir akan nasib perajin batik Madura di daerahnya yang hampir gulung tikar, Uswatun Hasanah, wanita kelahiran Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura ini memutuskan untuk terjun ke bisnis warisan leluhur ini. Padahal, saat itu, profesinya adalah seorang dosen. Tapi, siapa sangka usaha yang hanya diniatkan untuk menyelamatkan nasib batik Madura dan membantu masyarakat sekitar daerahnya kini menjadi usaha yang sangat menguntungkan. Batik-batik buatan Uswatun dan komunitasnya kini bahkan sudah bisa menembus pasar ekspor ke tiga negara di Asia, yaitu Jepang, Malaysia dan China. Cerita kesuksesan Uswatun dimulai pada tahun 2011 lalu. Ketika itu para perajin batik di Desa Tanjung Bumi mulai sepi order, karena kalah bersaing dengan batik-batik impor dan batik lokal lainnya.