JAKARTA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Peternakan, yaitu PT Berdikari (Persero) telah mendapat izin impor sapi siap potong khusus sebanyak 15.000 ekor dari Kementerian Perdagangan. Sapi siap potong tersebut diimpor untuk mengendalikan harga daging jelang lebaran. Direktur Utama Berdikari Librato El Arif mengatakan, sampai lebaran Berdikari akan memotong 11.000 ekor sapi. Sementara sampai saat ini, pihaknya telah memotongĀ 7.000 ekor sapi untuk mengamankan harga daging dalam negeri baikĀ di pasar modern atau tradisional melalui operasi pasar. "Jadi masih ada sekitar 4.000 ekor sampai 5.000 ekor lagi yang akan kami potong sampai lebaran," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (8/7). Librato mengatakan, pihaknya masih terus melakukan impor daging sapi 15.000 ton yang sebagian sisanya digunakan sebagai stok pasca lebaran. Izin impor sapi siap potong tersebut ternyata diperoleh Berdikari dari izin tambahan 29.000 sapi siap potong yang dikeluarkan Kemdag. Dari jumlah itu, Berdikari mendapat jatah mengimpor lebih dari setengahnya dan sisanya diserahkan kepada importir sapi bakalan swasta. Untuk kuartal ke tiga, Librato bilang, Berdikari telah mengajukan izin impor daging sapi bakalan untuk digemukkan sebanyak 7.000 ekor. Jumlah tersebut diajukan sesuai dengan kebutuhan Berdikari pasca lebaran. Namun sampai saat ini, Kemdag masih belum mengeluarkan izin kuota impor sapi tersebut. Berdikari akan memasok daging sapi ke Badan Urusan Logistik (Bulog) sebanyak 200 ton dimana 100 ton akan dipasok untuk tahap awal dan kemungkinan bisa ditambah lagi sekitar 300 ton bila dibutuhkan. Dia mengatakan rata-rata Berdikari mengimpor sebanyak 10.000 ekor sapi per triwulan dengan berat sapi 350 kilogram (kg) per ekor. Sapi tersebut dijual dalam keadaan hidup dengan harga Rp 36.000 - Rp 37.000 per kg. Berdikari juga sudah mulai mengopeprasikan Rumah Potong Hewan (RPH) Ampico di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat sejak 2013. Kemudian Berdikari menjual produk sapinya ke sejumlah pasar retail modern di Jabodetabek dan di kota-kota lain seperti Yogyakarta, Semarang, Makasar, Samarinda dan Medan di sebanyak 200 outlet. Daging sapi yang diproduksi di RPH Sampico juga telah mendapatkan sertifkat halal dan sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Librato mengklaim, di RPH milik Berdikari telah menerapkan standar tinggi dalam memotong dan mengolah daging sampi. Ia bilang semua daging sapi yang diolah tidak menyentuh tanah dan selalu terkotnrol kadar bakteri di ruangan pemotongan sehingga memiliki kualitas yang baik dan tidak kalah dengan daging sapi impor. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berdikari masih miliki 5.000 ekor sapi siap potong
JAKARTA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Peternakan, yaitu PT Berdikari (Persero) telah mendapat izin impor sapi siap potong khusus sebanyak 15.000 ekor dari Kementerian Perdagangan. Sapi siap potong tersebut diimpor untuk mengendalikan harga daging jelang lebaran. Direktur Utama Berdikari Librato El Arif mengatakan, sampai lebaran Berdikari akan memotong 11.000 ekor sapi. Sementara sampai saat ini, pihaknya telah memotongĀ 7.000 ekor sapi untuk mengamankan harga daging dalam negeri baikĀ di pasar modern atau tradisional melalui operasi pasar. "Jadi masih ada sekitar 4.000 ekor sampai 5.000 ekor lagi yang akan kami potong sampai lebaran," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (8/7). Librato mengatakan, pihaknya masih terus melakukan impor daging sapi 15.000 ton yang sebagian sisanya digunakan sebagai stok pasca lebaran. Izin impor sapi siap potong tersebut ternyata diperoleh Berdikari dari izin tambahan 29.000 sapi siap potong yang dikeluarkan Kemdag. Dari jumlah itu, Berdikari mendapat jatah mengimpor lebih dari setengahnya dan sisanya diserahkan kepada importir sapi bakalan swasta. Untuk kuartal ke tiga, Librato bilang, Berdikari telah mengajukan izin impor daging sapi bakalan untuk digemukkan sebanyak 7.000 ekor. Jumlah tersebut diajukan sesuai dengan kebutuhan Berdikari pasca lebaran. Namun sampai saat ini, Kemdag masih belum mengeluarkan izin kuota impor sapi tersebut. Berdikari akan memasok daging sapi ke Badan Urusan Logistik (Bulog) sebanyak 200 ton dimana 100 ton akan dipasok untuk tahap awal dan kemungkinan bisa ditambah lagi sekitar 300 ton bila dibutuhkan. Dia mengatakan rata-rata Berdikari mengimpor sebanyak 10.000 ekor sapi per triwulan dengan berat sapi 350 kilogram (kg) per ekor. Sapi tersebut dijual dalam keadaan hidup dengan harga Rp 36.000 - Rp 37.000 per kg. Berdikari juga sudah mulai mengopeprasikan Rumah Potong Hewan (RPH) Ampico di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat sejak 2013. Kemudian Berdikari menjual produk sapinya ke sejumlah pasar retail modern di Jabodetabek dan di kota-kota lain seperti Yogyakarta, Semarang, Makasar, Samarinda dan Medan di sebanyak 200 outlet. Daging sapi yang diproduksi di RPH Sampico juga telah mendapatkan sertifkat halal dan sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Librato mengklaim, di RPH milik Berdikari telah menerapkan standar tinggi dalam memotong dan mengolah daging sampi. Ia bilang semua daging sapi yang diolah tidak menyentuh tanah dan selalu terkotnrol kadar bakteri di ruangan pemotongan sehingga memiliki kualitas yang baik dan tidak kalah dengan daging sapi impor. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News