Beredar rumor Hyundai beli lahan Puradelta Lestari (DMAS), ini kata manajemen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertengahan tahun lalu, Hyundai Motors Group telah menemui presiden Joko Widodo untuk membahas rencana investasi. Mereka berencana membangun pabrik mobil dengan nilai investasi Rp 40 triliun. 

Pada saat itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan raksasa otomotif Korea Selatan tersebut tertarik dengan kawasan industri di Jawa Barat seperti Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Subang.

Setelah ramai beredar kabar Hyundai membeli lahan milik PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), kini juga kembali beredar kabar Hyundai akan membeli lahan milik PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS). 


Baca Juga: Penjualan Lahan Puradelta Lestari (DMAS) Masih Melaju

Investor Relations Manager PT Puradelta Lestari Tbk Ricardo Arif Dharmawan enggan berkomentar lebih lanjut soal kabar tersebut. 

"Belum ada yang dapat kami sampaikan," jelas Ricardo kepada Kontan.co.id, Kamis (24/10). 

Kendati begitu, Ricardo menjelaskan, saat ini masih ada permintaan lahan milik DMAS dengan luas sekitar 150 hektare (ha). Menurutnya, permintaan paling banyak untuk lahan di daerah timur Jakarta seperti Cikarang dan Karawang. 

"Saat ini permintaan untuk lahan industri cukup tinggi, jauh lebih tinggi jika dibandingkan tahun lalu," jelas Ricardo. 

Sebagai bayangan, selama Januari-September 2019 DMAS sudah menjual 42,5 ha lahan industri. Lebih tinggi bila dibandingkan capaian penjualan lahan industri sepanjang tahun 2018 yang sebesar 33 ha. 

Penjualan DMAS dalam sembilan bulan ini juga tercatat mencapai Rp 1,6 triliun. Angka tersebut melebihi target perusahaan yang ditetapkan Rp 1,25 triliun. 

Baca Juga: Puradelta (DMAS) Masih Mengejar Target Penjualan Lahan Seluas 40 Hektare

"Kontribusi dari penjualan 42,5 ha lahan industri dan 12,2 ha lahan komersial," jelas dia.

Saat ini, DMAS masih memiliki lahan alias landbank untuk industri sebesar 462 ha, komersial 481 ha dan residensial 513 ha. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi