JAKARTA. PT Eatertainment Internasional Tbk (SMMT) sedang memproses rencana penawaran umum terbatas alias right issue. Saat ini perusahaan telah memasukan dokumen permohonan mengenai hajatan tersebut ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)."Kami akan segera right issue, tunggu persetujuan Bapepam," kata Komisaris Utama SMMT Darjoto Setyawan saat dijumpai di Jakarta, Rabu (23/5). Darjoto bilang, pihaknya menargetkan right issue tersebut dapat berlangsung pada Juni mendatang. Sayangnya dia enggan membocorkan berapa dana yang akan diraih SMMT dalam hajatan itu.Dokumen mengenai right issue ini baru diserahkan perusahaan ke Bapepam-LK pada Mei ini. Dana hasil right issue tersebut akan digunakan untuk membiayai rencana perusahaan untuk mengubah bisnis utamanya.Saat ini SMMT memiliki bisnis utama di sektor bisnis restoran, dan disinyalir akan banting setir ke bisnis perkebunan kelapa sawit. Apalagi pengendali SMMT saat ini adalah grup Rajawali yang memang memiliki perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur. Selain itu Grup Rajawali juga sedang melakukan kajian untuk mengembangkan bisnis perkebunan sawit dan tebu di Papua.Sebagai catatan, 70,8% saham SMMT dikuasai oleh Grup Rajawali melalui dua anak perusahaannya, yaitu PT Mutiara Timur Pratama yang miliki 23,39% saham dan Green Palm Resources Pte Ltd yang menguasai 47,46%. Hingga kemarin, saham SMMT masih tertidur pulas di harga Rp 2.175 per saham. Transaksi saham ini juga nihil. Maklum, sejak 1 Juli lalu, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham SMMT.BEI mensuspensi saham ini karena terjadi lonjakan harga saham SMMT sebesar 866,67% di sepanjang 2010. Padahal awalnya SMMT berniat segera mengungkapkan bisnis baru yang akan dibidiknya guna meminta pembekuan sahamnya dapat segera dicabut.
Berencana banting setir, SMMT akan right issue
JAKARTA. PT Eatertainment Internasional Tbk (SMMT) sedang memproses rencana penawaran umum terbatas alias right issue. Saat ini perusahaan telah memasukan dokumen permohonan mengenai hajatan tersebut ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)."Kami akan segera right issue, tunggu persetujuan Bapepam," kata Komisaris Utama SMMT Darjoto Setyawan saat dijumpai di Jakarta, Rabu (23/5). Darjoto bilang, pihaknya menargetkan right issue tersebut dapat berlangsung pada Juni mendatang. Sayangnya dia enggan membocorkan berapa dana yang akan diraih SMMT dalam hajatan itu.Dokumen mengenai right issue ini baru diserahkan perusahaan ke Bapepam-LK pada Mei ini. Dana hasil right issue tersebut akan digunakan untuk membiayai rencana perusahaan untuk mengubah bisnis utamanya.Saat ini SMMT memiliki bisnis utama di sektor bisnis restoran, dan disinyalir akan banting setir ke bisnis perkebunan kelapa sawit. Apalagi pengendali SMMT saat ini adalah grup Rajawali yang memang memiliki perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur. Selain itu Grup Rajawali juga sedang melakukan kajian untuk mengembangkan bisnis perkebunan sawit dan tebu di Papua.Sebagai catatan, 70,8% saham SMMT dikuasai oleh Grup Rajawali melalui dua anak perusahaannya, yaitu PT Mutiara Timur Pratama yang miliki 23,39% saham dan Green Palm Resources Pte Ltd yang menguasai 47,46%. Hingga kemarin, saham SMMT masih tertidur pulas di harga Rp 2.175 per saham. Transaksi saham ini juga nihil. Maklum, sejak 1 Juli lalu, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham SMMT.BEI mensuspensi saham ini karena terjadi lonjakan harga saham SMMT sebesar 866,67% di sepanjang 2010. Padahal awalnya SMMT berniat segera mengungkapkan bisnis baru yang akan dibidiknya guna meminta pembekuan sahamnya dapat segera dicabut.