Bergerak liar, simak rekomendasi saham emiten Grup Bakrie



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga saham emiten yang terafiliasi dengan Grup Bakrie, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) bergerak liar di saat IHSG melemah 0,08% pada perdagangan Kamis (17/12).

Secara rinci, harga saham ENRG naik 23,16% ke level Rp 117 per saham dan saham BRMS melesat hingga 34,85% ke level Rp 89 per saham. Ajaibnya, saham BUMI naik 18,57% ke level Rp 83 di saat mayoritas saham-saham emiten batubara lainnya mengalami koreksi.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, kenaikan saham BRMS tidak terlepas dari adanya aksi pembelian saham oleh Grup Salim di pasar negosiasi, Rabu (16/12). BRMS juga mengumumkan adanya pembeli siaga (standby buyer) tambahan dalam gelaran rights issue.


Sementara melesatnya saham BUMI dinilai terpengaruh oleh sentimen harga batubara. Melansir Bloomberg, harga batubara ICE Newcastle mencetak rekor tertingginya tahun ini di level US$ 84,50 ton pada perdagangan Selasa (15/12). Per Rabu (16/12), emas hitam ini bertengger di harga US$ 84,20 per ton. “Keduanya memiliki sentimen tersendiri yang menjadi alasan di balik penguatannya,” terang William kepada Kontan.co.id, Kamis (17/12).

Baca Juga: IHSG melemah 0,08%, saham BRMS, BUMI, ENRG tetap perkasa hari ini

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, pergerakan saham Grup Bakrie tersebut baru terlihat menguat dua hari belakangan ini. Secara teknikal, saham-saham ini sudah menembus level resistance.

Bila dilihat secara indikator memang saham-saham ini masih berpotensi menguat. Namun demikian, lanjut Herditya, para pelaku pasar harus tetap mewaspadai akan pergerakan saham Grup Bakrie selanjutnya.

Herditya memberikan level resistance sebagai panduan bila ketiga saham ini lanjut menguat. Untuk saham BUMI ada di level Rp 101, BRMS di level Rp 93, dan ENRG di level Rp 130 per saham.

William merekomendasikan buy saham BUMI dengan target harga Rp 90 dan saham BRMS dengan target harga Rp 93-Rp 100. William menilai, untuk sentimen penguatan batubara bisa berlanjut sampai akhir tahun. Sementara saham BRMS dinilai menjadi lebih riskan karena sentimen rights issue biasanya bersifat jangka pendek saja.

Baca Juga: Laba bersih melesat 254%, begini kinerja Energi Mega Persada hingga kuartal III-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati