Berharap BI Rate Lebih Singset



JAKARTA. Ketidakpastian akibat gejolak keuangan global di tahun 2009 dipercaya bisa membuat lemas para pelaku usaha. Sebelumnya, pihak otoritas juga sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini lebih kecil dibandingkan tahun lalu, yaitu hanya sekitar 5%. Pihak perbankan dan pelaku usaha berharap Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang diselenggarakan hari ini (7/1) mau menurunkan bunga acuan (BI rate). Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menilai, saat ini bank sentral tidak punya alasan untuk menahan suku bunga. Di awal tahun ini, baik nilai tukar rupiah, pertumbuhan ekonomi dan inflasi sudah memberi lampu hijau pada BI untuk menurunkan bunga acuannya. "Setidaknya, turun 0,25% juga cukup," katanya, kemarin (6/1). Dengan prinsip kehati-hatian BI, David memperkirakan, BI akan menurunkan bunganya secara bertahap di bulan-bulan berikutnya. Pada semester I 2009, David berharap BI rate bisa mencapai 8,5%. David menilai, ancaman inflasi sudah mereda. Selain itu, pemerintah juga masih menyiapkan beberapa mulivitamin lagi seperti penurunan harga-harga, termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Kalau harga minyak dunia stabil, David percaya inflasi bisa terus ditekan ke depannya. Alasan BI mempertahankan bunga acuan dengan alasan menjaga nilai tukar juga sedang tidak relevan. "Saat ini, kurs rupiah stabil. Bahkan, ekspektasi konsensus, nilai tukar rupiah akan menguat," katanya. David berharap, BI bukan hanya menyasar ekonomi makro tapi juga mempertimbangkan kondisi likuiditas perbankan. "BI rate harus bisa menjaga suku bunga pasar dan di Pasar Uang Antar Bank (PUAB)," katanya. Saat ini, meskipun likuiditas perbankan sudah membaik, tapi kepercayaan antar bank masih belum pulih benar. Kepala ekonom PT Bank Mandiri Mirza Adityaswara juga memperkirakan, suku bunga acuan dalam tren penurunan. Bahkan di akhir semester I nanti, BI rate bisa mencapai 8% sampai 8,5%. "Asal, inflasi tetap terkendali," kata Mirza. Bulan Januari ini, Mirza melihat BI berpeluang menurunkan bunga sampai 0,5%. Tapi, dia memperkirakan BI akan berhati-hati memangkas bunganya sehingga hanya menurunkan bunga acuan sebesar 25 basis poin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: