Berharap investor percaya dengan RI



JAKARTA. Mulai Senin (20/4) hingga hari ini (21/4) Indonesia menjadi tuan rumah World Economic Forum (WEF) on East Asia. Di acara internasional itu, pemerintah ingin mengenjot promo untuk menarik investor asing agar membenamkan modal di tanah air.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofjan Djalil  bilang, isu yang ingin diangkat pemerintah di WEF ke-24 adalah membangun kepercayaan investor agar mau masuk berinvestasi di tanah air. "Ini peluang baik bagi investor untuk percaya kepada Indonesia," ujar Sofjan dalam diskusi In Markets We Trust: Injecting Confidence into Asian Markets WEF, Senin (20/4).

Cuma, Sofyan tidak menargetkan jumlah investasi baru yang akan masuk ke Indonesia dari hasil WEF. Yang pasti, pemerintah akan fokus membidik investor di industri manufaktur. Saat ini, kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 24% dari sebelumnya 28%. Penurunan ini perlu ditingkatkan kembali.


Sofjan bilang, industri manufaktur punya potensi besar di pasar domestik dan internsional. Karena itu, pemerintah akan buka pasar ekspor lebih besar ke Eropa, Turki, dan Korea Selatan. Tujuannya, agar investor mau datang dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi industrinya. Hal ini penting bagi Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean yang berlaku pada 31 Desember 2015.

Sahala Lumbangaol, Staf Ahli Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai, ajang WEF sangat baik untuk menjaring investor baru. BUMN akan menjadi salah satu agen ekonomi Indonesia dalam pembangunan.

Proyek infrastruktur seperti pelabuhan dan pembangkit listrik adalah contoh proyek yang disediakan BUMN untuk mendukung investasi. Tingginya peran BUMN ini diharapkan dapat mengundang keterlibatan swasta lebih jauh.

Country Chief Executive Officer Credit Suisse Singapura Jose Isidro Camacho menyarankan, untuk bisa menjaring banyak investor, pemerintah Indonesia harus turun langsung menemui pengusaha asing. Dia bilang, berdasarkan pengalamannya sebagai Menteri Keuangan Filipina, sebagian besar orang tidak nyaman melakukan pertemuan dengan investor. "Menteri terkait harus memimpin pertemuan delegasi investor," kata Jose.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie