Kesuksesan Sancaya Rini mengusung batik kontemporer dengan pewarna alam semakin mendorongnya untuk terus maju. Ia masih punya banyak agenda yang siap dia realisasikan. Yakni, menambah jumlah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan yang kian menggunung. Selain itu, dia sedang menggarap katalog pewarna alami.Penerapan manajeman yang baik menjadi pondasi yang kuat bagi sebuah bisnis. Sancaya Rini juga memikirkan prinsip pengelolaan yang baik untuk usaha batiknya bertajuk Creative Kanawida.Rini, panggilan akrabnya, mengaku, pada awalnya dia tidak berniat terjun ke bisnis ini. Namun, dorongan itu baru muncul setelah keinginannya menampung anak didiknya. Semula, Rini hanya ingin menularkan keterampilan membatik kepada para pemuda yang tinggal di sekitar rumahnya. Sebab, dia prihatin melihat banyak pemuda sekitar rumahnya di daerah Pamulang, Tangerang, hanya menghabiskan waktu dengan kegiatan yang kurang bermanfaat.Bersama kakak kandungnya, dia mengajak para pemuda itu membatik. Bukan membatik dengan motif tradisional yang sudah pakem, Rini mengajari desain batik modern atau kontemporer.Setelah anak didiknya terampil membatik, Rini merasa sayang jika keterampilan tersebut hanya disimpan saja. Terbetiklah idenya untuk memberdayakan mereka sebagai karyawan di industri batik rumahan. Lantas, berdirilah Creative Kanawida pada tahun 2005 dengan lima karyawan. Kanawida berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti aneka warna. "Filosofi nama itu, usaha yang dinamis dan penuh warna," kata Rini.Kini, Creative Kanawida menjadi pemasok rutin batik kontemporer di butik Alun-alun Grand Indonesia dan pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Selatan. Rini terus menambah butik-butik yang menjadi gerainya. Yang terdekat, per November 2010, Creative Kanawida akan dipajang pula di The Living World Alam Sutra di Serpong. Jalinan kerjasama dengan para pemilik butik itu beragam. Ada yang menggunakan skema beli putus, konsinyasi atau bagi hasil. Untuk melayani pembeli secara langsung, di luar penjualan melalui butik kelas premium tersebut, Rini juga membuka rumahnya untuk melayani pesanan dari konsumen dan para pelanggannya. Seiring dengan tumbuhnya permintaan, Rini juga ingin menambah tenaga kerja. Selain untuk mendongkrak produktivitas, dia berniat merangkul lebih banyak pemuda yang tak memiliki pekerjaan. "Saya bahagia bisa membuat mereka mempunyai harga diri dengan berpenghasilan," ungkap perempuan yang telah berusia 51 tahun ini.Agar makin mantap menjalankan roda produksi, Rini bersepakat dengan kakak kandungnya untuk membuat pembagian kerja. Ke depan, Rini hanya akan fokus dalam urusan pengembangan produksi. Adapun sang kakak memiliki tugas dalam hal promosi dan urusan tetek-bengek lainnya.Oh ya, Rini juga mulai berpikir untuk memperluas aksinya dengan menggunakan pewarna alam. Dia mengaku tak takut jika kiprahnya tersebut dicontek oleh pemain batik lain. "Saya justru senang kalau makin banyak yang sadar menggunakan pewarna alam yang tak kalah cantik," ujarnya.Karena itu, sekarang Rini sedang dalam proses pembuatan katalog tentang pewarna alam dan campurannya. Proses ini dilakukan bersama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan KEHATI). Sekadar catatan, KEHATI adalah organisasi nirlaba pengelola dana hibah mandiri. Organisasi ini memfasilitasi berbagai upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan di Indonesia. Rini adalah salah satu pelaku usaha yang pernah meraih KEHATI Award 2009 lantaran kepedulian alam dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan.Selain KEHATI, setahun sebelumnya, kiprah Rini juga mendapat pengakuan berupa Apec Digital Opportunity Center (ADOC) Award di Taipei, Taiwan. Rini mengucap syukur tentang penghargaan yang diterimanya. Meski begitu, kata Rini, tanpa penghargaan pun dia akan tetap melanjutkan kiprahnya dalam bisnis yang ramah lingkungan. Pasalnya, prospek bisnis tersebut sangat bagus, tapi yang menggarapnya masih sangat minim. "Ke depan bisnis apapun pasti mengarahnya ke ramah lingkungan. Jadi potensi bisnis saya pasti bagus," ujarnya, penuh keyakinan. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berharap pada bisnis ramah lingkungan (3)
Kesuksesan Sancaya Rini mengusung batik kontemporer dengan pewarna alam semakin mendorongnya untuk terus maju. Ia masih punya banyak agenda yang siap dia realisasikan. Yakni, menambah jumlah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan yang kian menggunung. Selain itu, dia sedang menggarap katalog pewarna alami.Penerapan manajeman yang baik menjadi pondasi yang kuat bagi sebuah bisnis. Sancaya Rini juga memikirkan prinsip pengelolaan yang baik untuk usaha batiknya bertajuk Creative Kanawida.Rini, panggilan akrabnya, mengaku, pada awalnya dia tidak berniat terjun ke bisnis ini. Namun, dorongan itu baru muncul setelah keinginannya menampung anak didiknya. Semula, Rini hanya ingin menularkan keterampilan membatik kepada para pemuda yang tinggal di sekitar rumahnya. Sebab, dia prihatin melihat banyak pemuda sekitar rumahnya di daerah Pamulang, Tangerang, hanya menghabiskan waktu dengan kegiatan yang kurang bermanfaat.Bersama kakak kandungnya, dia mengajak para pemuda itu membatik. Bukan membatik dengan motif tradisional yang sudah pakem, Rini mengajari desain batik modern atau kontemporer.Setelah anak didiknya terampil membatik, Rini merasa sayang jika keterampilan tersebut hanya disimpan saja. Terbetiklah idenya untuk memberdayakan mereka sebagai karyawan di industri batik rumahan. Lantas, berdirilah Creative Kanawida pada tahun 2005 dengan lima karyawan. Kanawida berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti aneka warna. "Filosofi nama itu, usaha yang dinamis dan penuh warna," kata Rini.Kini, Creative Kanawida menjadi pemasok rutin batik kontemporer di butik Alun-alun Grand Indonesia dan pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Selatan. Rini terus menambah butik-butik yang menjadi gerainya. Yang terdekat, per November 2010, Creative Kanawida akan dipajang pula di The Living World Alam Sutra di Serpong. Jalinan kerjasama dengan para pemilik butik itu beragam. Ada yang menggunakan skema beli putus, konsinyasi atau bagi hasil. Untuk melayani pembeli secara langsung, di luar penjualan melalui butik kelas premium tersebut, Rini juga membuka rumahnya untuk melayani pesanan dari konsumen dan para pelanggannya. Seiring dengan tumbuhnya permintaan, Rini juga ingin menambah tenaga kerja. Selain untuk mendongkrak produktivitas, dia berniat merangkul lebih banyak pemuda yang tak memiliki pekerjaan. "Saya bahagia bisa membuat mereka mempunyai harga diri dengan berpenghasilan," ungkap perempuan yang telah berusia 51 tahun ini.Agar makin mantap menjalankan roda produksi, Rini bersepakat dengan kakak kandungnya untuk membuat pembagian kerja. Ke depan, Rini hanya akan fokus dalam urusan pengembangan produksi. Adapun sang kakak memiliki tugas dalam hal promosi dan urusan tetek-bengek lainnya.Oh ya, Rini juga mulai berpikir untuk memperluas aksinya dengan menggunakan pewarna alam. Dia mengaku tak takut jika kiprahnya tersebut dicontek oleh pemain batik lain. "Saya justru senang kalau makin banyak yang sadar menggunakan pewarna alam yang tak kalah cantik," ujarnya.Karena itu, sekarang Rini sedang dalam proses pembuatan katalog tentang pewarna alam dan campurannya. Proses ini dilakukan bersama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan KEHATI). Sekadar catatan, KEHATI adalah organisasi nirlaba pengelola dana hibah mandiri. Organisasi ini memfasilitasi berbagai upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan di Indonesia. Rini adalah salah satu pelaku usaha yang pernah meraih KEHATI Award 2009 lantaran kepedulian alam dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan.Selain KEHATI, setahun sebelumnya, kiprah Rini juga mendapat pengakuan berupa Apec Digital Opportunity Center (ADOC) Award di Taipei, Taiwan. Rini mengucap syukur tentang penghargaan yang diterimanya. Meski begitu, kata Rini, tanpa penghargaan pun dia akan tetap melanjutkan kiprahnya dalam bisnis yang ramah lingkungan. Pasalnya, prospek bisnis tersebut sangat bagus, tapi yang menggarapnya masih sangat minim. "Ke depan bisnis apapun pasti mengarahnya ke ramah lingkungan. Jadi potensi bisnis saya pasti bagus," ujarnya, penuh keyakinan. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News