JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan untuk melonggarkan rasio pembiayaan atawa kredit atas nilai agunan atau loan to value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi berita gembira bagi pelaku industri properti. Pebisnis properti optimistis kondisi ini bisa menggairahkan penjualan properti yang tengah melambat dalam beberapa bulan terakhir. Ketua DPD Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta Amran Nukman memperkirakan, sektor properti yang saat ini masih lesu bisa kembali siuman. Ia memprediksi penjualan bisa langsung bertumbuh hingga 15% sampai akhir tahun ini. Nukman mengklaim selama ini sektor properti memberi kontribusi sebesar 10%-15% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu, sudah seharusnya pemerintah memberi dukungan penuh terhadap industri ini. "Kalau ingin pertumbuhan ekonomi kembali seperti semula, sederhana saja, kembalikan aturan LTV dan KPR inden seperti semula," paparnya, Rabu (20/5).
Berharap penjualan properti terungkit
JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan untuk melonggarkan rasio pembiayaan atawa kredit atas nilai agunan atau loan to value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi berita gembira bagi pelaku industri properti. Pebisnis properti optimistis kondisi ini bisa menggairahkan penjualan properti yang tengah melambat dalam beberapa bulan terakhir. Ketua DPD Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta Amran Nukman memperkirakan, sektor properti yang saat ini masih lesu bisa kembali siuman. Ia memprediksi penjualan bisa langsung bertumbuh hingga 15% sampai akhir tahun ini. Nukman mengklaim selama ini sektor properti memberi kontribusi sebesar 10%-15% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu, sudah seharusnya pemerintah memberi dukungan penuh terhadap industri ini. "Kalau ingin pertumbuhan ekonomi kembali seperti semula, sederhana saja, kembalikan aturan LTV dan KPR inden seperti semula," paparnya, Rabu (20/5).