Berharap properti Maja mengekor Tangerang



KETERBATASAN lahan di ibukota menggiring pengembang mencari celah ekspansi di daerah pinggiran. Setelah Tangerang Selatan dan Tangerang, bisa jadi Maja yang berada di Lebak, bakal mengekor kesuksesan dua daerah tersebut.

Dalam setahun terakhir ini, aktivitas jual-beli properti di kecamatan Maja, Lebak, Banten mulai begeliat. Herman, warga Maja, menuturkan, enam bulan terakhir, banyak orang berkunjung mencari tanah di Maja tiap akhir pekan. Mereka umumnya  berasal Jakarta maupun sekitar Tangerang.

Jual-beli tanah tersebut melibatkan peran calo. Di tangan calo, harga tanah bahkan bisa melambung dua hingga tiga kali lipat.


Tak cuma lahan, permintaan properti juga terjadi pada perumahan lama yang sudah berdiri di daerah tersebut. Salah satu perumahan tersebut adalah perumahan Bumi Maja Wiratama, yang berjarak sekitar satu kilometer (km) dari pusat kota Maja. Tini, warga perumahan  tersebut bilang pencari rumah adalah para pekerja dari Jakarta.

Asal tahu saja, Tini menempati rumah itu sejak 1998. Dia membeli rumah tersebut secara kredit dengan cicilan Rp 150.000 per bulan hingga 15 tahun. Dengan begitu, taksiran harga rumahnya sekitar Rp 27 juta.

Nah, tahun ini, harga rumah di Bumi Maja berkisar Rp 60 juta - Rp 100 juta. Patut dicatat, harga Rp 60 juta adalah untuk rumah yang belum mengalami perubahan dari bentuk asli. Bahkan, belum memiliki fasilitas air bersih dan pagar. 

Malah untuk kondisi rumah yang lebih buruk lagi, harganya juga ikut naik. Jika semula penjual rumah di perumahan itu pasang harga Rp 30 juta, kini menjadi Rp 39 juta-Rp 40 juta. "Padahal bentuk rumahnya sudah rusak dan jarang ada yang menawar," ujar Tini.

Ketika KONTAN menyambangi perumahan itu pada Sabtu, 29 November 2014 silam, bisa dibilang kondisi rumah rata-rata memprihatinkan. Boro-boro disambut gapura dan petugas keamanan, jalan aspal di dalam perumahan itu saja hancur. Lalu, mayoritas kondisi rumah di perumahan itu juga rusak. Praktis, hanya sekitar 30% rumah yang dihuni.

Aktivitas jual-beli properti juga terjadi di tingkatan pengembang. Sekitar 500 meter dari pusat keramaian Maja, menuju Kecamatan Rangkasbitung, Grup Ciputra berhasrat bisa mengail hoki menjajakan perumahan. 

Tak hanya hunian tinggal, perusahaan itu menggagas sumber pendapatan lebih besar lagi, dengan membangun kota mandiri bertajuk Citra Maja Raya. Total area pengembangan 400 hektare.

Bisa jadi pasca Ciputra, bakal hadir pengembang lain. Anas,seorang warga di wilayah ini, mendengar kabar PT Summarecon Agung juga telah berencana menanam perumahan di wilayah ini.

Selain pengembang properti, Grup Lion juga sudah woro-woro tertarik menggarap lahan Maja menjadi bandar udara. Namun, tak banyak warga Maja yang tahu rencana itu. "Enggak tahu pasti. Tapi kalau enggak salah letaknya nanti di dekat tol Jakarta-Merak," ujar Anas.

Namun, geliat properti di Maja bukan tanpa tantangan besar. Daerah ini masih minim fasilitas infrastruktur. Sepanjang jalan di jantung pemerintahan daerah itu saja masih banyak terdapat jalan rusak dan berlubang. Kondisi daerah itu juga masih sepi dan minim fasilitas publik.

Fasilitas transportasi menuju daerah itu juga relatif terbatas. Jika Anda memanfaatkan kereta api listrik (KRL) jurusan Tanah Abang–Maja, jangan berharap mendapati stasiun yang nyaman. Untuk turun dari kereta, Anda harus melompat karena tak ada peron penumpang.

Kalau ingin mengendarai kendaraan pribadi, Anda bisa memanfaatkan jalur alternatif dari Jakarta menuju Rangkasbitung. Waktu tempuh yang dihabiskan sekitar dua jam. Namun, patut diingat, Anda harus sabar karena akan berurusan dengan jalan yang berlubang sepanjang perjalanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina